Nakita.id - Banyak kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona.
Seperti diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga imbauan tidak muduk.
Namun setelah sempat menjadi perdebatan, pemerintah akhirnya resmi melarang pelaksanaan mudik Lebaran 2020.
Sebelum diumumkannya larangan tersebut, banyak perantau yang nekat pulang ke kmapung halaman.
Pemerintah saat itu mengimbau bagi pemudik yang nekat pulang, diminta untuk mengisolasi diri di rumah selama 14 hari.
Pemerintah daerah juga diminta untuk menyiapkan rumah karantina mandiri bagi pemudik.
Seperti halnya yang dilakukan oleh kepala desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen yang bernama Mulyono.
Namun, tempat karantina yang disediakan oleh Mulyono disebut-sebut sebagai rumah angker, Moms.
Melansir dari tayangan di kanal YouTube tvOneNews (21/4/2020), dijelaskan bahwa pemerintah desa meyediakan gudang yang sudah sekitar 10 tahun tak difungsikan menjadi tempat isolasi bagi pemudik yang bandel.
Gudang itu, disebut-sebut sebagai salah satu bangunan angker di Desa Sepat.
"Masyarakat supaya takut, rumah ini kan sudah sering dijuluki rumah hantu," jelas Mulyono.
Dalam tayanan tersebut, terlihat beberapa tempat tidur berjajar dan disekat menggunakan kain.
Ruangannya begitu luas, dengan temboknya terlihat lusuh karena sudah bertahun-tahun tak ada penghuni.
Terdapat pula kebun di belakang gudang yang membuat suasana semakin seram.
Baca Juga: Segudang Tips Puasa Aman untuk Ibu Hamil, Segera Konsultasi ke Dokter Kalau Ada Gejala Ini ya Moms!
Menurut salah satu pemudik, Heri Susanto ia dikarantina karena melanggar imbauan untuk isolasi mandiri setelah pulang dari kota perantauan.
Diceritakan sebelumnya, baru beberapa hari di rumah, Heri mengantarkan anaknya ke Kota Sragen untuk membeli mainan.
Kebetulan saat itu ada petugas yang melakukan pengecekan ke rumahnya namun Heri kepergok tak taati aturan isolasi mandiri.
Alhasil, Heri harus dikarantina di gudang yang disebut warga angker tersebut selama 14 hari.
Sejak tulisan ini dibuat ada lima pemudik bandel di Sragen yang sedang menghuni gudang itu.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR