“Beberapa studi dan otopsi memang menunjukkan Covid-19 menghasilkan kerusakan paru permanen. Tapi kesembuhan pasien sangat bergantung pada tingkat keparahannya. Ada kemungkinan jaringan paru tidak bisa sepenuhnya mencapai seperti sebelum sakit,” jelas David.
Pasien berusia lanjut lebih berisiko mengalami kerusakan paru permanen karena kemampuan regenerasi yang rendah.
Lain halnya dengan pasien berusia muda atau anak-anak yang masih dalam kondisi prima, sehingga regenerasi sel atau organ akan lebih cepat.
Selain usia, kemampuan regenerasi organ tubuh juga dipengaruhi beberapa faktor lainnya.
Seperti ada atau tidaknya penyakit penyerta, dan gaya hidup seperti merokok.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Covid-19 Akibatkan Kerusakan Paru Permanen, Ini Penjelasan Ahli")
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR