"Saya kepikiran anak-anak di kampung. Anak saya ada tiga, makanya enggak tahu mau gimana ini caranya untuk pulang," katanya, lirih.
Ungkapan kekecewaan juga dilontarkan sang suami, Basuki ketika mendapati penerbangannya dibatalkan tanpa pemberitahuan.
"Saya sudah terpaksa beli tiket. Diganti oleh maskapai, tapi dalam bentuk voucher. Voucher itu baru bisa digunakan sesudah enam bulan dari sekarang," ungkap Basuki.
"Bingung gimana pulangnya. Jalur darat mau lewat Merak katanya ditutup. Lewat jalur udara juga naik pesawat enggak bisa terbang," paparnya.
Nunik pun diserang rasa khawatir memikirkan nasibnya harus bertahan di Ibu Kota di tengah-tengah kondisi pandemi corona.
"Kalau kami enggak bisa pulang terus mau tidur di mana? Di hotel kan mahal. Belum lagi makannya. Ini saja terpaksa naik pesawat bayar tiket Rp 850.000. Tapi malah enggak bisa terbang," tutur Nunik.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | wartakota.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR