Sebab, tak sedikit industri kreatif yang harus merugi lantaran tidak adanya pemasukan.
“Jadi ada satu WhatsApp Group yang saya inisiasi, isinya teman-teman (pengusaha) dari berbagai merek kopi, dari yang omzetnya mulai ratusan juta hingga ratusan miliar.
Mereka tidak tahu mesti bagaimana, dari yang awalnya (menjadi) the darling of the market, tapi dalam dua minggu, (justru) zero omzet,” kata Leo.
Baca Juga: Benarkah Seni Musik Dapat Membuat Si Kecil Pandai Dalam Bidang Sains?
Kendati demikian, Leo melihat ada hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini.
Salah satunya adalah mulai merambahnya para pelaku industri kreatif ke dalam dunia digital.
“Ada bright side dari semua ini, yang mana sekarang banyak teman-teman ‘dipaksa’ untuk belajar mentranformasikan (usaha atau karyanya) menjadi digital.
Sisi positifnya yang saya lihat, teman-teman yang sudah melakukan transformasi ini, mulai keluar dari cengkraman cash flow negatif bahkan potensi kebangkrutan,” ungkap Leo.
Source | : | TVRI |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR