Nakita.id – Jika Moms dan Si Kecil kelewatan, berikut ini adalah materi dari Siasat Seni dan Industri Kreatif Menghadapi Pandemi Episode 1.
Tak terasa sudah satu bulan lebih Indonesia dilanda pandemi Covid-19.
Perlahan tapi pasti, kehidupan masyarakat pun mulai terpengaruh, salah satunya industri kreatif.
Sebagai informasi, industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan, serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Sayangnya, dengan adanya wabah virus corona, industri kreatif di Indonesia mau tidak mau menjadi terganggu.
Leonard Theosabrata, Direktur SMESCO sekaligus pengusaha industri kreatif, pun mengatakan dampak dari pandemi ini sangatlah masif.
Founder dari ‘Indoestri Makerspace’ ini bahkan menyebut tidak ada bisnis yang mampu bertahan dalam kondisi ini.
“Dampak yang dirasakan itu betul-betul datangnya seperti banjir bandang. Dua minggu terakhir, tiba-tiba ekonomi nya seperti sudah tidak mampu lagi untuk menahan kegiatan yang masih dipertahankan.
Jadi ya, tidak ada bisnis yang bisa bertahan dalam kondisi seperti ini,” ujar Leo dikutip dari tayangan live streaming TVRI, Sabtu (25/4/2020).
Adapun dampak yang paling nyata terlihat adalah banyaknya kegiatan seni yang terpaksa harus dibatalkan.
“Memang sejak ada larangan bepergian dan berkumpul, proses kreatif seniman menjadi menurun.Banyak pembatalan kegiatan seperti pameran, pemutaran film, syuting film, pertunjukan tari, musik dan teater,” ujar Linda Hoemar Abidin perwakilan Koalisi Seni Indonesia.
Ironisnya, dampak buruk pandemi corona ini tak berhenti sampai di situ.
Sebab, tak sedikit industri kreatif yang harus merugi lantaran tidak adanya pemasukan.
“Jadi ada satu WhatsApp Group yang saya inisiasi, isinya teman-teman (pengusaha) dari berbagai merek kopi, dari yang omzetnya mulai ratusan juta hingga ratusan miliar.
Mereka tidak tahu mesti bagaimana, dari yang awalnya (menjadi) the darling of the market, tapi dalam dua minggu, (justru) zero omzet,” kata Leo.
Baca Juga: Benarkah Seni Musik Dapat Membuat Si Kecil Pandai Dalam Bidang Sains?
Kendati demikian, Leo melihat ada hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini.
Salah satunya adalah mulai merambahnya para pelaku industri kreatif ke dalam dunia digital.
“Ada bright side dari semua ini, yang mana sekarang banyak teman-teman ‘dipaksa’ untuk belajar mentranformasikan (usaha atau karyanya) menjadi digital.
Sisi positifnya yang saya lihat, teman-teman yang sudah melakukan transformasi ini, mulai keluar dari cengkraman cash flow negatif bahkan potensi kebangkrutan,” ungkap Leo.
Senada dengan Leo, Farah Wardani selaku Direktur Eksekutif Jakarta Biennale turut merasakan hal serupa.
Meskipun banyak kegiatan pamerannya yang ditunda bahkan dibatalkan, Farah melihat ada sisi positif yang dirasakan, terutama bagi para seniman.
Baca Juga: Manfaat Menggambar, Tak Cuma Bikin Anak Jadi Kreatif, Simak Penjelasan Ahli
“Jadi kalau mau bicara soal event besar dan institusi, jelas it’s disaster. Tapi, yang menarik bagi saya, di tahap individu atau pelaku seni rupa, kejadian seperti ini justru memaksa, memberikan peluang dan kesempatan untuk para pekerja seni rupa.
Mereka juga menjadi punya pola pikir dan strategi yang berbeda untuk berekspresi. Jadi di saat yang bersamaan, ya ini momentum yang bagus,” jelas Farah.
Itu dia materi dari Siasat Seni dan Industri Kreatif Menghadapi Pandemi Episode 1 yang tayang di TVRI Sabtu 25 April 2020.
Baca Juga: Bisakah Anak Balita Mulai Diajarkan Seni? Simak Penjelasannya
Source | : | TVRI |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR