"Kita contoh BCG dan kawan-kawan, ada gerakan anti vaksin. Padahal vaksin-vaksin yang kita suntik kaya polio, tampak, BCG, hepatitis, dan kawan-kawannya itu melalui proses yang panjang apalagi ini virus," jelas dr. Tirta.
"Karena apa, pertama dia harus penellitian dulu, terus lolos dicek ke hewan, lolos baru dicek ke manusia," tambahnya.
dr. Tirta pun mengatakan, jika benar-benar ada vaksin yang tersedia belum tentu pula jumlahnya mencukupi.
"Tapi, kalau pun vaksinnya ada itu tidak bisa mencukupi semua negara, why? karena satu vaksin aja yang diproduksi di lab paling keren di dunia itu cuman bisa memproduksi sekitar 1-2 juta vaksin perminggu," tutup dr. Tirta.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR