Nakita.id - Saat ini pendemi Covid-19 tengah melanda seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Di Indonesia sejak awal Maret lalu telah diumumkan kasus positif pertama.
Sampai saat ini pemerintah masih terus berusaha cegah penularan corona.
Bahkan di banyak daerah telah dilakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
PSBB diyakini jadi salah satu cara ampuh tangkal penyebaran Covid-19.
Terbukti di Jakarta sejak diterapkan PSBB terjadi pengurangan jumlah pasien positif.
Meski begitu banyak sekali dampak yang ditimbulkan akibat diterapkannya PSBB.
Akibatnya berbagai sendi ekonomi pun terkoyak.
Dengan diterapkannya PSBB maka pemerintah juga batasi arus keluar masuk wilayah.
Baru baru ini dikabarkan ada seorang lansia yang telantar di Tuban.
Dalam tayangan tvOneNews (3/5) lansia tersebut diduga ditolak oleh keluarganya.
Nenek berusia lanjut itu ditemukan telantar di tepi jalan, Desa Sugih Waras, Tuban.
Ia ditemukan dalam kondisi linglung dan tergeletak.
Lansia tersebut juga membawa tas besar di sampingnya.
Diketahui wanita tersebut berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur.
Petugas yang tiba di lokasi tersebut langsung memeriksa wanita lansia kesakitan itu.
Petugas medis pun lakukan pertolongan sesuai dengan protokol ketentuan penanganan Covid-19.
Dapat penanganan medis, wanita tersebut kini dirawat di rumah sakit Tuban.
AKP Rukimin berikan kejelasan perihal kondisi lansia telantar itu.
"Atas nama Hardiningsih, umurnya 62 tahun. Perempuan, kalau saya lihat aslinya Tuban cuma KTPnya Samarinda.
"Jadi diketahui warga pagi itu sudah di jalan stadion, Desa Sugih Waras dalam kondisi kesakitan. Yang dikeluhkan itu perut ," ucap Rikimin.
Meski belum diketahui pasti jika lansia itu positif corona, karena saat ini tengah ramai penyebaran Covid-19 ia ditangani seauai prosedur Covid-19.
Diduga, lansia tersebut tidak diterima keluarganya setelah mudik dari Samarinda.
Saat ini polisi masih mencari keluarganya di Tuban.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR