Nakita.id - Saat mengetahui negaranya terinfeksi virus corona asal Wuhan, China, pemerintah Filipina segera mengambil tindakan tegas.
Filipina memutuskan untuk melakukan lockdown total negaranya selama 2 bulan.
Selama lockdown, Filipina menerapkan jam malam dan karantina warganya di rumah masing-masing.
Negara ini juga menyiapkan petugas keamanan yang siap memberikan sanksi bagi warganya yang melanggar.
Kini setelah mengetahui perkembangan kasus Covid-19 di negaranya mengalami penurunan, pemerintah Filipina siap melonggarkan aturan lockdown.
Dikutip dari Kompas.com, mulai hari ini, Sabtu (16/5/2020), langkah-langkah lockdown diubah menjadi Modified Enhanced Community Quarantine (MECQ).
Menurut One News, Modified Enhanced Community Quarantine (MECQ) sendiri adalah pelonggaran lockdown dimana orang yang diizinkan keluar rumah hanya dapat melakukannya untuk layanan penting dan untuk pergi bekerja.
Kurang lebih, aturan ini mirip dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia hanya saja lebih ketat.
Mal dan toko mulai dibuka kembali namun, transportasi umum masih tetap ditutup di kota metropolis Filipina.
Pemerintah Filipina menjelaskan bahwa MECQ merupakan langkah kedua dari lima langkah untuk membuka kembali negara itu.
Selama MEQC, anak di bawah umur (di bawah 18 tahun) dan manula (di atas 60 tahun) tetap dilarang meninggalkan rumah mereka, kecuali mereka satu-satunya orang di rumah.
Meski keadaan ini disambut baik warga Filipina, nyatanya banyak warga tetap lebih pilih untuk tidak keluar rumah sama sekali.
Hal ini tentu berbeda dengan keadaan di Indonesia dimana warga masih banyak melakukan aktivitas di luar rumah padahal PSBB sedang diberlakukan.
Salah satu warga Filipina yang memilih untuk tetap tinggal di rumah adalah seorang warga berusia 31 tahun yang tinggal di kota Quezon, Julio Silvestre.
Menyambut pengumuman ini, Julio menyebut banyak dari teman-temannya yang sudah berencana untuk berkumpul.
Sadar betul di luar risiko Covid-19 belum hilang sama sekali, Julio justru menolak ajakan teman-temannya dan mengimbau mereka tetap di rumah.
"Saya mengatakan kepada mereka, belum, tidak (akan keluar rumah) sampai jumlahnya benar-benar berkurang atau ada jaminan dari pemerintah bahwa itu dapat menangani epidemi. Belum karena masih berbahaya," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Padahal sebelum pandemi Julio adalah orang yang aktif. Dia biasa keluar rumah dari pagi hingga sore untuk belajar, melatih voli, dan bertemu dengan teman-temannya di bar serta klub.
Selain itu ada Carlito Cristo Niniado (67) yang rumahnya di Caloocan City.
Dia tidak memiliki rencana untuk meninggalkan rumah, meskipun mal terdekat akan dibuka kembali untuk bisnis terbatas.
Ada juga warga yang berumur 20 tahun dan bekerja sebagai tukang kayu. Dia tak dapat bekerja, karena tidak beroperasinya angkutan umum.
Selain itu, dia tetap memilih tinggal di rumah meski pelonggaran lockdown telah diberlakukan sebab ia juga masih takut terinfeksi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR