Nakita.id - BLT desa yang belum merata ternyata bukan isapan jempol belaka.
Di tengah pandemi, pemerintah pusat sangat peduli dengan rakyat kecil dengan membagikan BLT atau bantuan langsung tunai.
Gara-gara virus corona, sektor ekonomi semua kalangan kali ini mengalami penurunan.
Akibat virus corona yang kini jadi bencana nasional non-alam, hampir 50 persen penduduk Indonesia kehilangan penghasilan.
Mata pencaharian yang mereka lakukan mandeg atau karyawan yang bekerja dirumahkan sementara tanpa upah.
Akibatnya, banyak masyarakat yang akhirnya putar otak agar bisa mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan menjawab keresahan masyarakat soal keuangan, pemerintah pusat menjawab dengan BLT desa.
Namun, karena banyaknya data yang diterima pemerintah pusat, masyarakat harus lebih bersabar sedikit untuk menerima BLT desa ini.
Salah satu warga Magetan, Jawa Timur ini misalnya, pria bernama Sujono ini rela membarter atau menukarkan barang elektroniknya dengan sembako.
Sujono yang mempunyai keluarga harus sepantasnya mencukupi kebutuhan sehari-hari anak dan istri.
Karena tak bisa mendapat penghasilan di tengah pandemi, Sujono akhirnya menjual blendernya hanya untuk mendapat beras dan bisa dimakan oleh anak istri.
Kepala Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan ini memastikan Sujono menjadi salah satu penerima BLT desa.
Namun, kepastian Sujono sebagai penerima BLT baru diterima Rabu (20/05).
"Penyaluran BLT baru besok. Jadwalnya baru dikirim oleh Bank Jatim," ujar kepala desa melalui pesan singkat Rabu malam.
Karena mendesaknya kebutuhan, Sujono yang harus memberi makan anak istri itu harus segera mendapatkan uang bagaimanapun caranya.
Sujono sendiri sehari-hari berjualan pentol keliling di Pondok Pesantren Temboro.
Karena virus corona, ponpes tersebut ditutup sementara dan Sujono tak bisa mencari uang di sana.
"Sujono ini bukan penerima PKH maupun penerima bantuan pangan non tunai sehingga masuk sebagai warga penerima BLT," tambah kepala desa.
Dilansir dari unggahan di akun media sosial Dendy Ardiyan P, Sujono yang ditemui di pinggir jalan sedang menjual blender dengan harga seikhlasnya.
Sambil menangis, Sujono mengatakan bahwa hasil jual blender ini akan digunakan untuk membeli beras agar bisa dimakan anak istri.
Akhirnya, kepala desa tempat Sujono bertempat memberikan sembako agar bisa membantu keluarga Sujono dapat bertahan hidup.
“Ada sembako kita serahkan tadi dan memberitahukan namanya terdaftar sebagai penerima BLT,” ucap kepala desa.
(Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Bukti BLT Desa Belum Merata di Semua Kalangan, Pria Asal Magetan Rela Barter Blender dengan Beras Agar Anak Istri Bisa Makan")
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR