Tabloid-Nakita.com- Sebelum membahas aneka kelainan plasenta, Mama perlu mengetahui lebih dalam tentang plasenta dan fungsinya. Saat menjalani kehamilan, Mama mungkin penasaran dengan apa itu plasenta, apa fungsinya, dan faktor-faktor apa yang dapat memengaruhi peran plasenta dalam kehamilan.
Plasenta atau ari-ari terbentuk sejak usia kehamilan memasuki minggu pertama dan mulai berfungsi pada minggu ke-12 kehamilan. Plasenta berfungsi menyuplai oksigen dan nutrisi dari tubuh Mama ke plasenta, selanjutnya disalurkan ke janin melalui tali pusat. Sebaliknya, plasenta juga menjadi organ yang berfungsi dalam proses pembuangan sisa-sisa metabolisme dari janin seperti CO2, melalui tali pusat dan selanjutnya ke tubuh Mama untuk dibuang.
Selain itu, fungsi plasenta bermacam-macam. Misalnya saja, menghasilkan berbagai hormon yang membantu pertumbuhan janin, melawan infeksi berbagai bakteri, dan menyalurkan antibodi dari tubuh Mama ke janin, untuk membangun sistem kekebalan tubuh janin hingga tiga bulan pascadilahirkan. Tapi plasenta tidak dapat melawan infeksi yang disebabkan virus.
Baca lebih lanjut: Ini dia manfaat plasenta lainnya bagi janin dan kehamilan
Nah, saat kehamilan Mama masuk trimester 2, coba tanyakan pada dokter obsgin mengenai posisi plasenta. Normalnya, posisi plasenta berada di dinding depan, belakang atau puncak rahim. Sedangkan yang tidak normal biasanya mendekati mulut rahim (plasenta letak rendah) dan menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim (plasenta previa).
DETEKSI ANEKA KELAINAN PLASENTA
Aneka kelainan plasenta dapat dideteksi pada trimester 2 ini:
Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. “Semestinya plasenta tumbuh di bagian atas rahim, namun karena sejumlah faktor, plasenta tumbuh di bagian bawah rahim,” terang dr. Yassin Yanuar, SpOG. Misalnya, Mama pernah operasi sesar, kuret, operasi untuk membuang mioma atau operasi lain yang membuka rahim. Bekas luka akan membuat jaringan baru. ini akan meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa karena plasenta lebih menyukai rahim yang masih “mulus”.
Plasenta previa dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG setelah minggu ke-12 kehamilan. Adakalanya plasenta dapat bergeser kembali ke bagian atas rahim sesuai dengan pembesaran rahim menuju trimester 3 kehamilan. Namun, sering juga plasenta previa tidak terdeteksi.
“Bila Mama mengalami perdarahan melalui vagina tapi tanpa rasa nyeri, bisa jadi itu salah satu gejalanya,” ujar Yassin. Biasanya dokter akan meminta Mama beristirahat total agar mencegah perdarahan terjadi kembali. Apabila plasenta previa masih terjadi saat persalinan, dokter akan melakukan operasi sesar agar tidak berakibat fatal bagi Mama dan janin.
Baca juga: Plasenta menutup jalan lahir, bisa melahirkan normal. Begini caranya
Dalam kondisi tertentu, pembuluh darah dan jaringan plasenta dapat tumbuh terlalu dalam menembus dinding rahim, disebut plasenta adhesiva atau plasenta lengket.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
KOMENTAR