Nakita.id - Setelah insiden penangkapan Dwi Sasono pada (26/5/2020) lalu, kini Widi Mulia harus menjaga ketiga anaknya seorang diri.
Sebelumnya, Dwi Sasono dikabarkan ditangkap di kediamannya karena kedapatan menggunakan narkotika.
Setelah itu, Widi memang terlihat tak angkat bicara terkait masalah suaminya hingga akhirnya ia mengunggah video di akun Instagram-nya.
Widi mengucapkan terima kasih pada keluarga dan orang yang mendukungnya saat tengah menghadapi masalah pelik.
"Sebagai ibu bekerja, saya ingin terus berkarya. Demi ketiga anak kami dan kesembuhan lahir batin Mas Dwi.
Semoga Allah SWT menghendaki untuk
kami boleh berbahagia bersama lagi setelah melewati cobaan ini," ujar Widi dalam videonya.
Meski demikian, rupanya Widi tetap bahagia bersama ketiga anaknya.
Bahkan saat sedang di rumah saja bersama anak-anak, ia memanfaatkan #FamilyQuality dengan mengikuti kelas menggambar.
Hal ini diperlihatkan Widi di unggahan insta stories-nya (6/5/2020) lalu.
Ia pun mengajak keponakannya untuk mengikuti kelas bersama @romie_idekuart.
Tak hanya sekadar mengisi waktu luang, menggambar ternyata memiliki manfaat bagi otak bagi si Kecil lho.
Melansir dari Kompas.com, seorang art therapist Mutia Ribowo mengungkapkan, menggambar dapat membuat seseorang anak lebih fokus karena ada kordinasi antara mata dan gerakan tangan.
Lebih dari itu, anak pun akan lebih peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki empati, dan meningkatkan intuisi.
"Menggambar menstimulus otak kiri dan kanan. Selama ini kan 80 persen populasi pengguna otak kiri untuk menghitung. Kalau pakai otak kanan, akan pakai empati, intuisi, hingga bisa memandang posisi orang lain," terang Mutia di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Selain mengembangkan kreativitas anak, menggambar juga bisa dijadikan media anak mengungkapkan perasaan atau emosinya.
Mereka akan lebih rileks setelah mencurahkan isi hatinya lewat goresan tangan.
Hasil gambar anak ini juga bisa dianalisis untuk mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan si anak dan apa yang dirasakan.
Misalnya, anak yang mengalami kekerasan, trauma, anak yang kehilangan orangtua, hingga perasaan anak jika orangtua bercerai.
Melalui terapi menggambar, anak bisa lebih ceria dan bahagia.
Pada akhirnya, pikiran yang bahagia juga bisa membuat fisik sehat.
Terapi seni ini bisa diikuti oleh anak-anak sejak usia 3 tahun atau saat anak mulai bisa memegang pensil dan mencorat-coret.
Baca Juga: Sebelum Terlambat Moms Perlu Melatih Keterampilan Tangan Bayi, Ini Sebabnya
Terapi seni sering kali diterapkan pada anak dengan autisme, memiliki gangguan perilaku, masalah sosial, dan juga mental.
Menurut Mutia, orangtua berperan penting mengenalkan anak dengan dunia seni seperti menggambar sekaligus mewarnai.
Hasil positif dari menggambar, lanjut Mutia, biasanya dapat terlihat setelah rutin dilakukan 3 kali dalam satu minggu.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR