Nakita.id – Virus corona masih menjadi momok bagi banyak negara di penjuru dunia.
Bagaimana tidak, virus yang disebut-sebut berasal dari hewan liar ini diketahui telah menewaskan ratusan ribu orang.
Mengutip dari Kompas.com, jumlah pasien terinfeksi corona di dunia, hingga Selasa (9/6/2020) pukul 8.10 WIB adalah 7.193.438 kasus.
Dari angka tersebut, 408.613 pasien meninggal dunia dan 3.535.528 dinyatakan sembuh.
Ironisnya, menurut seorang Profesor Eric Fevre dari Universitas Liverpool dan International Livestock Research Institute di Nairobi, Kenya, ke depannya pandemi yang berasal dari hewan liar bisa kembali muncul.
Oleh karena itu, ia menyarankan para peneliti untuk terus mengawasi daerah-daerah yang memiliki risiko akan wabah penyakit lebih tinggi.
Menurut Profesor Fevre, pinggir hutan dan pasar tempat hewan diperjual-belikan adalah salah dua tempat di mana penyakit lebih sering muncul.
"Kita harus terus-terusan mengawasi pertemuan ini dan memiliki sistem yang bekerja untuk merespon jika kita melihat sesuatu yang tak biasanya, seperti wabah penyakit yang tiba-tiba muncul di lokasi tertentu,” ujar Profesor Fevre dikutip dari BBC News via Kompas.com.
Tak hanya itu, Profesor Fevre juga memperingatkan bahwa penyakit baru dapat muncul sekitar tiga sampai empat kali dalam setahun.
"Diperkirakan penyakit baru muncul dalam populasi manusia sekitar tiga hingga empat kali tiap tahun. Ini tidak hanya di Asia dan Afrika, tapi di Eropa dan Amerika juga," sambugnya.
Selain itu, penyebab lain penyakit dari hewan bisa menyebar ke manusia adalah dari perilaku manusia sendiri.
Profesor Kate Jones dari University College London mengatakan, perilaku manusia yang menggunduli dan merambah hutan sedikit banyak telah mempengaruhi habitat satwa liar.
Yang lebih parahnya, hal tersebut juga dapat membantu menyebarkan penyakit dari hewan ke manusia.
"Jadi hilangnya keanekaragaman hayati dapat menciptakan lanskap yang meningkatkan kontak manusia-satwa liar yang berisiko dan meningkatkan kemungkinan virus, bakteri, dan parasit tertentu menyebar ke manusia," jelas Profesor Kate Jones.
Dengan adanya penemuan tersebut, Profesor Fevre pun meminta masyarakat di seluruh dunia untuk memikirkan konsekuensi yang timbul dari keberadaan kita sendiri terhadap alam.
"Semua hal yang kita gunakan dan terima begitu saja - makanan yang kita makan, materi di ponsel pintar kita; semakin banyak kita konsumsi, semakin banyak seseorang akan menghasilkan uang dengan mengekstraksi dan memindahkannya ke seluruh dunia.
Jadi adalah kewajiban kita semua untuk berpikir tentang sumber daya yang kita konsumsi dan dampaknya," pungkasnya.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Source | : | Kompas.com,BBC News |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR