Sampel yang dikumpulkannya kemudian akan dikirim ke laboratorium di mana seorang ahli patologi akan melihat sel untuk melihat apakah penampilan mereka menunjukkan risiko kanker serviks yang lebih tinggi.
Tesnya tidak diagnostik, jadi ginekolog akan meninjau hasil tes Moms dan merekomendasikan langkah selanjutnya.
"Mayoritas kasus kanker serviks terjadi pada wanita yang tidak pernah memiliki akses terhadap skrining reguler," kata Denise Rubinfeld, bidan perawat bersertifikat yang bekerja di Spesialis Kesehatan Wanita Nevada seperti dilansir Huffpost.
Saat ini disarankan agar wanita pertama kali memeriksakan Pap smear mereka pada usia 21, menurut American Cancer Society.
Penyebab paling umum dari sel serviks yang menunjukkan kelainan adalah human papilloma virus (HPV).
Hampir semua dari kita akan mengalami HPV pada suatu saat, kata Rubinfeld.
Kebanyakan orang terpapar HPV, yang menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit, saat mereka menjadi aktif secara seksual.
Rubinfeld mengatakan bahwa sistem kekebalan tubuh yang sehat biasanya membersihkan virus dalam satu atau dua tahun, sehingga kebanyakan wanita yang menerima Pap abnormal pertama mereka pada usia dua puluhan tidak perlu khawatir.
Sebenarnya, ada kemungkinan mereka akan mendapatkan hasil yang normal pada tahun depan.
Perlu waktu bertahun-tahun bagi infeksi HPV untuk menyebabkan Pap smear yang abnormal, jadi pasangan saat ini mungkin bukan sumber hasilnya.
Dan Rubinfeld memperingatkan orang-orang agar tidak berasumsi mereka menderita HPV.
"Banyak orang salah menganggap bahwa pasangan mereka saat ini bertanggung jawab atas hasil abnormal mereka," kata Rubinfeld.
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR