Ketika dorongan seksual tidak terpenuhi, timbul perasaan cemas, tertekan, gelisah, bahkan perilaku agresif.
Menggunakan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah-masalah lain, misalnya kesepian, depresi, stres, dan kecemasan.
Pengidap hiperseks, baik wanita maupun pria, umumnya tidak menyadari bahwa dirinya menderita gangguan ini.
Oleh karena itu, butuh bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk menyadarkan penderita dan membujuknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikolog.
Itulah sebabnya, mengetahui ciri-ciri seorang hiperseks, penting, baik bagi pengidapnya ataupun orang-orang terdekatnya, agar bisa membantu mengobatinya.
Penderita kemudian akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tingkat keparahan kondisi yang dialami.
Dokter juga akan membedakan apakah pasien benar-benar menunjukkan perilaku hiperseks atau sekedar mengalami libido yang tinggi.
Hiperseks vs libido tinggi
Hiperseks dan memiliki libido tinggi memang seringkali dianggap sama, padahal ada perbedaan antara hiperseks dari kondisi gairah seks yang tinggi:
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR