Studi ini melibatkan sekitar 8.000 orang dengan alat pelacak aktivitas atau akselerometer, selama mereka bangun dan dipasang selama tujuh hari berturut-turut dalam periode waktu 2009 dan 2013.
Setelah lima tahun, peneliti menemukan orang yang kurang aktif memiliki risiko 82 persen lebih tinggi meninggal akibat kanker dibandingkan mereka yang sedikit aktif.
Kesimpulan itu ditemukan bahkan setelah tim peneliti memasukkan faktor usia, jenis kelamin, dan status penyakit.
Gaya hidup juga berpengaruh
Penelitian sebelumnya menunjukkan, lebih dari 50 persen kematian akibat kanker dapat dicegah melalui pilihan gaya hidup sehat, seperti pola makan sehat, rutin olahraga dan tidak merokok.
Tetapi ketika menyangkut faktor duduk dan kanker, penelitian sebelumnya mengandalkan perilaku yang dilaporkan sendiri, bukan data objektif.
Dengan mewajibkan peserta dalam penelitian ini memakai alat pelacak kebugaran, para peneliti dapat lebih akurat memperkirakan hasil latihan peserta.
Peneliti menemukan, orang yang mengganti waktu duduk selama 30 menit dengan aktivitas intensitas ringan seperti berjalan kaki dapat menurunkan risiko kanker sebesar 8 persen.
"Percakapan dengan pasien saya selalu dimulai dari mengapa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga," kata Gilchrist, yang memimpin MD Anderson's Healthy Heart Program.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR