3. “Kamu harusnya kayak dia”
Membandingkan Si Kecil dengan teman atau saudaranya hanya akan menurunkan harga diri dan rasa percaya dirinya.
Jika Moms terus menerus melakukan hal yang sama anak justru akan membenci Moms.
Rasa benci itu juga akan bersamaan dengan bayang-bayang kegagalan dalam dirinya.
Ia akan takut mencoba sesuatu karena merasa tidak akan mampu melakukannya.
4. “Berhenti! Atau kamu Mama pukul”
Kekerasan fisik hanya membuat anak takut untuk sementara waktu.
Di depan Moms, si kecil mungkin terlihat menurut.
Namun ia akan lebih mungkin melakukan kegiatan sembunyi-sembunyi bahkan ia akan jadi pribadi yang suka memberontak saat dewasa.
Kebiasaan mendapatkan hukuman fisik akan membuatnya terbiasa menyelesaikan segala sesuatu dengan fisik pula.
BACA JUGA: Tak Hanya Jari Tangan. Jari Kaki Bisa Menggambarkan Kepribadian Juga
5. “Anak laki-laki engga boleh nangis”
Stereotip terhadap gender sebaiknya tidak Moms tanamkan sejak kecil.
Kecuali memang hal-hal yang berhubungan dengan moral umum seperti anak laki-laki tidak boleh memakai rok.
Namun, untuk masalah kemampuan, bakat hingga sikap biarkan ia berkembang sebagaimana dengan apa yang ia suka.
Asalkan tidak ke arah negatif, Moms tetap harus mendukungnya. Tanamkan kemandirian dan kesamaan gender sejak dini.
6. “Kamu terlalu gemuk”
Kalimat ini memang menjadi penyebab trauma pada anak.
Mengkritik anak secara langsung mengenai fisiknya akan membuatnya tak bangga dengan apa yang ia punya.
Selain itu, Si Kecil akan terbiasa mengetahui bahwa dirinya merupakan hal negatif.
Ada baiknya Moms mendorong si kecil untuk lebih sehat dan bangga dengan kondisi fisiknya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Boldsky |
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR