Pengunggah juga mengungkapkan bahwa keponakannya suka melihat dirinya tengah merajut dan anak laki-laki itu pun meniru kegiatan tersebut.
Lantas, bagaimana tanggapan psikolog anak terkait bakat anak yang dibatasi oleh orangtua?
Tanggapan psikolog anak Psikolog anak sekaligus Dosen Fakultas Psikologi dari Universitas Indonesia (UI), Nael Sumampouw mengungkapkan, tindakan pembatasan bakat yang dilakukan orangtua dalam unggahan termasuk stereotipe gender.
"Seorang anak laki-laki yang melakukan aktivitas merajut/menyulam tidak kemudian menjadi anak perempuan, tidak ada yang salah dengan anak laki-laki merajut atau menyulam," ujar Nael saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/7/2020).
Baca Juga: Viral Video Acara Dangdutan di Wisma Atlet, Koordinator Dokter RSD Wisma Atlet Beri Klarifikasi
Menurutnya, apabila orangtua terlalu membatasi keahlian anak, maka dapat berdampak pada relasi anak dan orangtua.
"Anak kecewa, semakin membuat jarak dengan orangtua karena merasa tidak didukung, tidak dicintai," ujar Nael.
Ia menambahkan, dengan perlakuan seperti itu, anak dapat berpikir kalau dirinya tidak diinginkan atau diharapkan oleh orangtuanya hanya karena area/dominan kecil dalam dirinya yakni kegiatan yang dianggap tidak pas dengan jenis kelaminnya tersebut.
Padahal dalam aspek lain, anak tersebut merupakan anak yang baik-baik saja.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR