Nakita.id - Siapa di sini Moms yang malah senang melihat anaknya yang berusia 1 tahun anteng dan tak suka ngoceh?
Atau Moms memang lebih suka anak usia 1 tahunnya jadi pendiam agar tak menyusahkan Moms dalam menjaganya?
Padahal hal ini menjadi sangat salah dan justru Moms patut curiga dengan perkembangan anak yang cenderung suka diam.
Hal ini bisa jadi salah satu tanda atau gejala kejiwaan yang disebut autisme.
Autisme adalah gangguan otak yang membatasi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.
Baca Juga: Anak Tak Bisa Diam? Bisa Jadi Si Kecil Miliki Kecerdasan Ini
Tanda-tanda autisme biasanya mulai terlihat sebelum usia tiga tahun, dalam spektrum ringan ataupun parah.
Beberapa anak mampu menavigasi dunia mereka, beberapa lainnya memiliki kemampuan luar biasa, sementara ada juga yang berjuang untuk bisa berbicara.
Gangguan spektrum autisme (ASD) memengaruhi sekitar satu anak dari 59 anak, menyerang hampir empat kali lebih banyak pada anak laki-laki ketimbang perempuan.
Waktu dan intensitas tanda-tanda awal autisme sangat bervariasi.
Beberapa bayi menunjukkan tanda di bulan-bulan pertama mereka.
Tapi pada anak lain, perilaku bisa jadi baru mulai terlihat jelas pada usia 2 tahun atau 3 tahun.
Tidak semua anak autis menunjukkan semua tanda.
Banyak anak yang tidak memiliki autisme juga menunjukkan beberapa tanda.
Itu sebabnya, evaluasi dari profesional sangat penting.
Seperti halnya masalah kesehatan lainnya, tentu akan lebih baik jika penegakkan diagnosis bisa sedini mungkin.
Hal yang sama berlaku juga untuk autisme.
Penting juga bagi orangtua memerhatikan perilaku anak sejak dini, untuk melihat apakah mereka menunjukkan tanda-tanda autisme, karena intervensi awal sangat bermanfaat bagi perkembangan anak autisme.
Penelitian menunjukkan, orangtua pada umumnya memerhatikan perbedaan perkembangan pada anak mereka, bahkan sebelum anak berusia satu tahun.
Jika naluri sebagai orangtua merasakan ada sesuatu yang tertunda pada tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk segera menemui ahli.
Berikut beberapa tanda umum autisme pada bayi dan balita yang harus diwaspadai:
Bayi
1. Tidak melakukan kontak mata
Salah satu tanda awal autisme adalah kurangnya kontak mata dengan siapapun yang mengasuhnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan, bahwa bayi yang mengalami gangguan spektrum autisme, menunjukkan adanya penurunan kontak mata antara usia 2 dan 6 bulan.
2. Tidak merespons saat diajak berinteraksi
Bayi biasanya merespons apa yang dilihat dan didengarnya dari suara orang lain, terutama suara ibu dan ayah.
Jika bayi hanya tampak diam dan tak tertarik meresponnya, ini menunjukkan adanya kemungkinan autisme.
Baca Juga: Yuk, Identifikasi Dini Apakah Si Kecil Menunjukkan Gejala Autisme? Begini Caranya
Bayi dengan autisme lebih jarang melihat dan mendengarkan orang lain, dan mereka juga tak memberi respons saat namanya dipanggil atau menanggapi bentuk interaksi lainnya, seperti ekspresi wajah.
3. Tidak mengoceh
Umumnya, sebelum mulai berbicara, bayi akan mulai mengoceh, bereksperimen dengan suaranya sekitar usia 6 bulan.
Namun, pada bayi autisme, biasanya tak muncul ocehan di sekitar usia enam hingga sembilan bulan.
Bicara mendukung proses belajar, sehingga kehilangan kemampuan verbal di usia awal dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak.
Balita
1. Tak bersosialisasi
Anak-anak dengan autisme kemungkinan tidak berinteraksi dengan anak-anak lain atau berbagi pengalaman dengan mereka.
Jika mereka dalam kesulitan atau bertahan dari sesuatu, mereka akan menyimpannya sendiri ketimbang mencari bantuan.
2. Berjuang untuk berkomunikasi
Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme menunjukkan variasi suara, kata, dan gerakan yang berkurang secara signifikan ketika mereka mencoba berkomunikasi.
Ketika mereka ‘berjuang’ dari sesuatu, mereka tidak akan meminta bantuan seperti yang cenderung dilakukan oleh balita lainnya.
Balita dengan autisme tidak bermain dengan orang lain atau menunjukkan minat atau kesenangan pada apa yang mereka lakukan.
Baca Juga: Gizi Saat Hamil 6 Bulan: Konsumsi Makanan Ini untuk Mengurangi Potensi Autisme pada si Kecil
Jika balita secara konsisten tidak melakukan interaksi sosial dengan orangtuanya atau anak-anak lain, mungkin ada baiknya segera berdiskusi dengan dokter.
3. Menunjukkan perilaku berulang
Balita dengan gangguan spektrum autisme cenderung mengulangi tindakan atau gerakan yang sama berulang-ulang, yang mana menurut para peneliti hal itu membantu menenangkan mereka.
Ini bisa termasuk bertepuk tangan, menggoyang-goyang tubuh atau berputar-putar. Mereka mungkin obsesif dengan perilaku tersebut.
4. Tidak mau menunjuk atau menggerakkan tubuh
Anak-anak pada umumnya akan menunjuk benda atau membuat gerakan lain untuk menunjukkan ketertarikan mereka apda sesuatu.
Tapi, seorang anak dengan gangguan spektrum autisme cenderung tidak akan menunjuk sesuatu yang menarik perhatian mereka atau juga tak akan menunjukkan ketertarikan pada benda-benda yang ditunjukkan pada mereka.
Semakin dini autisme dapat dideteksi, semakin baik, karena otak yang lebih muda lebih mudah beradaptasi, dan terapi intensif sejak dini dapat berdampak pada tumbuh kembangnya.
Yang perlu menjadi catatan adalah, tidak setiap anak akan menunjukkan gejala yang sama.
Jadi sebaiknya segera temui profesional jika Moms berpikir anak Moms mungkin memiliki gangguan spektrum autisme.
Baca Juga: Jarak Antar Kehamilan Harus Dipikir Matang, Cegah Anak Autisme!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR