Yuk Kenalan dengan RT-LAMP, Alternatif Tes Covid-19 yang Disebut Lebih Murah dari PCR hingga Mampu Jangkau Semua Kalangan
Nakita.id - Beberapa waktu lalu kita mengetahui Indonesia berhasil membuat alat PCR sendiri untuk mendeteksi Covid-19.
Diketahui sebelumnya, Indonesia mengandalkan alat PCR impor dalam mendeteksi virus yang berhasal dari Wuhan ini.
Setelah hal ini, ternyata ada alternatif selain PCR yaitu RT-LAMP yang tujuannya dapat menjangkau banyak kalangan dibanding PCR.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikabarkan tengah mengembangkan metode baru untuk mendeteksi Covid-19, yakni reverse transcription loop mediated isothermal amplification (RT-LAMP).
Menurut epidemiolog Dicky Budiman, akurasi RT-LAMP lebih tinggi dibanding rapid test karena metode tersebut khusus mendeteksi ada atau tidaknya virus SARS-CoV-2.
Di banyak negara, menurutnya tes RT-LAMP disebut efektif. Hal ini sebagaimana diberitakan Kompas.com (3/7/2020).
Dicky menambahkan sampel untuk tes dengan cara RT-LAMP itu dapat menggunakan sampel serum, urin, saliva, swab nasofaring, dan swab orofaring dengan target oligonukleotida virus SARS-CoV-2.
RT-LAMP imbuhnya tidak semahal PCR. Berikut lebih jauh tentang RT-LAMP:
Peneliti LIPI Bidang Biokimia/Farmasi Dr Tjandrawati Mozef menuturkan, metode RT-LAMP dapat menjadi metode alternatif untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 pada individu.
Metode tersebut akan melengkapi metode yang sudah ada baik berupa RT-PCR, berbasis antibodi atau antigen.
Baca Juga: Sudah Mulai Kerja dan Harus Keluar Kota? Ini Daftar 5 Bandara yang Sediakan Rapid Test dan Harganya
"Melengkapi dalam arti misalnya dengan RT-PCR membutuhkan fasilitas dan SDM tertentu, maka RT-LAMP didesain untuk bisa dilakukan di fasilitas/lab yang lebih sederhana," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020).
Saat ini, imbuhnya RT-LAMP masih dalam tahap penelitian LIPI.
"Selain tim saya, ada juga tim Dr Wien Kusharyoto dan kawan-kawan di LIPI Cibinong," katanya lagi.
Tjandrawati menambahkan, pengembangan RT-LAMP didasarkan pada pertimbangan harga dan ketersediaan reagen.
"RT-PCR dan RT-LAMP bisa dikategorikan sebagai early test. Sedangkan tes berbasis antibodi biasa disebut rapid test," kata dia.
Keunggulan RT-LAMP Tjandrawati menjelaskan RT-LAMP memakai prinsip mentarget gen tertentu dari virus dan mengamplifikasinya seperti halnya RT-PCR.
Secara akurasi menurutnya sama dengan RT-PCR. Sementara itu pada rapid test prinsipnya berbeda dari RT-LAMP, karena rapid test mendeteksi keberadaan antibodi pada individu sebagai respons dari infeksi virus.
"Jadi tidak langsung mendeteksi virusnya," katanya lagi.
Terkait dengan proses pengambilan spesiman, imbuhnya sama dengan proses PCR. Untuk diketahui, RT-LAMP yang diteliti LIPI di BSL-3 LIPI Cibinong mengambil air liur untuk diteliti.
Sementara itu, timnya hanya menerima sampel dari Cibinong dalam bentuk ekstrak swab.
"Kami lakukan analisis RT-LAMP untuk mengetahui apakah positif mengandung material virus atau tidak dan ini hanya memerlukan waktu kurang lebih 1 jam," kata dia.
Saat disinggung terkait dengan harga bisa dipastikan lebih murah daripada RT-PCR.
Namun angka pastinya belum ditentukan, karena perlu berkoordinasi dengan pihak mitra, yaitu PT. Biosains Medika Indonesia.
Sejauh ini, RT-LAMP diproduksi massal. Namun ia mengungkapkan rencananya dalam waktu dekat.
"InsyaAllah dalam waktu dekat," kata dia.
Pengembangan RT-LAMP Tjandrawati menambahkan, pengembangan RT-LAMP terbuka luas dan dapat dikembangkan baik dari sisi sampel, metode, hingga sistem deteksinya.
"Untuk jangka pendek desain RT-LAMP disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan di lapangan, seperti keterjangkauan tes, SDM, ketersediaan reagen, dan harga," paparnya.
"Oleh sebab itu, untuk jangka pendek sistem deteksi yang diadopsi menggunakan prinsip turbidimetri yang bisa diaplikasikan oleh lab dengan fasilitas terbatas. Sehingga harapannya bisa lebih menjangkau wilayah lebih luas, jadi untuk kebutuhan skrining dulu," ujarnya.
Lalu untuk jangka menengah dan panjang, sedang diteliti untuk sistem deteksi yang lebih sensitif, misalnya secara kolometri (metode perbandingan menggunakan perbedaan warna) dan fluoresensi (proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi).
Sementara itu, Dicky menambahkan keunggulan RT-LAMP yakni: akurasi baik, bahkan mendekati RT-PCR harga jauh lebih murah teknik menggunakannya mudah, hasil cepat bisa dibawa.
Kendati demikian, RT-LAMP belum bisa menggantikan RT-PCR sebagai gold standar pemeriksaan Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal RT-LAMP, Alternatif Tes Covid-19 yang Disebut Lebih Murah daripada PCR"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR