Nakita.id - Bagi Moms yang baru melahirkan Si Kecil dan Inisiasi Menyusui Dini ada salah satu kondisi yang perlu diwaspadai.
Kondisi yang perlu Moms waspadai tersebut adalah mastitis, kondisi suatu di mana jaringan payudara wanita menjadi bengkak dan meradang.
Mengapa Moms perlu waspada? Karena gejala mastitis dapat meniru gejala kanker payudara.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Ibu Menyusui, Daun Kelor Bermanfaat Bagi Kesehatan hingga Buat Wajah Cantik
Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada saluran payudara.
Peradangan yang terjadi pada payudara ini bisa menyebabkan rasa nyeri, bengkak, rasa panas, dan kemerahan.
Beberapa perempuan juga melaporkan adanya demam dan mengigil akibat mastitis. Bahkan, mastitis laktasi dapat menyebabkan rasa lemas hingga sulit merawat buah hati.
Baca Juga: Khawatir Produksi ASI Menurun? Simak Yuk Moms Tips Lancar Puasa Bagi Ibu Menyusui
Kadang kala, kondisi ini juga memaksa ibu menyapih bayi sebelum waktunya. Infeksi ini sering terjadi pada satu hingga tiga bulan setelah melahirkan.
Meski begitu, kondisi peradangan payudara juga bisa terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan dan wanita setelah menopause.
Melansir dari Web MD, pada wanita sehat, mastitis jarang terjadi. Tapi pada wanita dengan penyakit kronis, diabetes, AIDS, atau gangguan sistem kekebalan tubuh bisa lebih rentan.
Penyebab mastitis
Pada ibu menyusui, mastitis bisa terjadi karena pengosongan payudara tidak sempurna.
Hal ini membuat payudara terasa keras dan bengkak. Jika berlanjut, kondisi ini bisa menyebabkan abses payudara.
Ini berarti terbentuk kumpulan nanah lokal dalam jaringan payudara. Penyebab lain yang bisa menyebabkan mastitis di antaranya:
- Saluran payudara tersumbat. Pada kondisi ini, penyumbatan menyebabkan ASI kembali dan menyebabkan infeksi Bakteri memasuki payudara.
- Bakteri dari permukaan kulit atau mulut bayi bisa memasuki saluran susu melalui celah di kulit puting.
- Susu yang stagnan di payudara. Hal ini bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri yang menyebabkan infeksi.
Faktor risiko mastitis
Merangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami mastitis, di antaranya:
1. Kondisi menyusui pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Biasanya, pada waktu-waktu ini jumlah ASI sangat banyak dan meningkatkan risiko mastitis.
2. Puting lecet. Pelekatan menyusui yang kurang tepat bisa menimbulkan puting lecet.
Luka ini kemudian bisa menjadi tempat masuknya bakteri yang menyebabkan mastitis.
3. Hanya menyusui pada satu payudara saja. Pada payudara yang tidak digunakan untuk menyusui, ASI stagnan bisa berubah menjadi mastitis.
4. Mengenakan bra yang terlalu ketat. Tekanan pada payudara juga bisa menyebabkan mastitis
5. Pernah mengalami mastitis sebelumnya
6. Kelelahan ekstrem
7. Pola makan yang buruk
8. Merokok
Gejala mastitis
Kondisi ini memang tidak selalu menyebabkan peradangan, tapi biasanya mastitis memiliki gejala berikut ini:
Pembengkakan atau pembesaran payudara, kemerahan, rasa nyeri jika diketakan, sensasi panas di payudara terus menerus atau saat menyusui, gatal di jaringan payudara, benjolan atau penebalan jaringan payudara, payudara terasa sakit, dan demam.
Jika Moms merasakan gejala ini sebaiknya periksa ke dokter karena dapat meniru gejala kanker payudara.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mastitis: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Cara Mengobati"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR