Kadang kala, kondisi ini juga memaksa ibu menyapih bayi sebelum waktunya. Infeksi ini sering terjadi pada satu hingga tiga bulan setelah melahirkan.
Meski begitu, kondisi peradangan payudara juga bisa terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan dan wanita setelah menopause.
Melansir dari Web MD, pada wanita sehat, mastitis jarang terjadi. Tapi pada wanita dengan penyakit kronis, diabetes, AIDS, atau gangguan sistem kekebalan tubuh bisa lebih rentan.
Penyebab mastitis
Pada ibu menyusui, mastitis bisa terjadi karena pengosongan payudara tidak sempurna.
Hal ini membuat payudara terasa keras dan bengkak. Jika berlanjut, kondisi ini bisa menyebabkan abses payudara.
Ini berarti terbentuk kumpulan nanah lokal dalam jaringan payudara. Penyebab lain yang bisa menyebabkan mastitis di antaranya:
- Saluran payudara tersumbat. Pada kondisi ini, penyumbatan menyebabkan ASI kembali dan menyebabkan infeksi Bakteri memasuki payudara.
- Bakteri dari permukaan kulit atau mulut bayi bisa memasuki saluran susu melalui celah di kulit puting.
- Susu yang stagnan di payudara. Hal ini bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri yang menyebabkan infeksi.
Faktor risiko mastitis
Merangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami mastitis, di antaranya:
1. Kondisi menyusui pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Biasanya, pada waktu-waktu ini jumlah ASI sangat banyak dan meningkatkan risiko mastitis.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR