Nakita.id - Tak mudah mengetahui apa yang dirasakan oleh anak-anak, terlebih saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Apalagi anak-anak tak selalu bisa menjelaskan perihal gejala kesehatan yang mereka rasakan.
Kadang orangtua bahkan dibuat tak mengerti dengan apa yang terjadi pada anak-anak mereka.
Ada yang berpikir jika anak mereka hanya sakit biasa, namun sebenarnya ia miliki keluhan serius.
Ada yang buru-buru datangi pusat kesehatan terdekat padahal hanya masalah kesehatan biasa yang banyak anak seusia mereka alami.
Semua menjadi lebih sulit terlebih saat ini di tengah pandemi Covid-19.
Apalagi dokter dan peneliti juga belum bisa mencari solusi untuk penanganan kasus corona yang paling ampuh.
Virus corona miliki banyak sekali gejala yang kadang membuat orangtua pusing.
Tak sedikit orangtua yang dibuat bertanya apaka ini gejala pilek? Alergi? Atau masalah yang lebih serius berkaitan dengan Covid-19?
Hal ini menjadi sangat rumit terlebih anak-anak tak bisa mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan.
Berikut beberapa hal yang perlu diingat untuk mewaspadai munculnya gejala Covid-19 pada anak-anak dikutip dari huffingtonpost.in.
Secara umum tanda gejala awal anak dan orang dewasa yang terinfeksi virus corona adalah sama.
Mereka rasakan demam, menggigil, otot terasa sakit, sakit kepala, tenggorokam, sampai batuk dan susah napas.
Namun ada juga tanda jika anak bahkan tak mengalami demam, batu, atau sesak napas.
Anak justru dimungkinakan miliki keluhan masalah perut.
Meski sebenarnya masalah perut memang dapat dialami oleh banyak orang dari berbagai usia.
"Anak-anak mungkin lebih cenderung memiliki gejala gastrointestinal seperti mual dan diare atau kurang makan dan nafsu makan menurun," kata Dr. Margaret Aldrich, direktur pengendalian infeksi anak dengan Children's Hospital di Montefiore di New York City.
Meskipun ada perbedaan gejala yang mungkin ditimbulkan, DR. Alrich meminta untuk tidak melebih-lebihkan beberapa perbedaan gejala tersebut.
Namun saat anak menunjukkan gejala kelelahan ekstra, kesulitan napas, bingung, bibir kebiruan, sampai diare lebih dari 3 hari, ada baiknya untuk segera menghubungi dokter.
Untuk saat ini pastikan lebih berhati-hati jika tinggal di daerah yang berisiko.
"Jika Anda tinggal di daerah berisiko tinggi, dengan banyak kasus COVID, dan anak Anda menderita penyakit virus pernapasan, saya akan berasumsi bahwa mereka memiliki COVID dan basis kontak dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan lebih lanjut," direkomendasikan Aldrich.
Baca Juga: Berguna Cegah Penularan Covid-19, Jangan Pernah Lakukan Hal Ini Ketika Sedang Memakai Masker Bedah
Jika miliki bayi usahakan untuk tetap membiarkan mereka tinggal di rumah dan jauhkan dari orang asing.
Jika anak tak bisa atau tidak mau menceritakan bagaimana yang dirasakan, pastikan untuk membuat mereka nyaman dan menjelaskan apa yang dirasakan.
Pastikan untuk memperhatikan baik-baik gejala serius dan berhati-hati tentang apapun yang mereka rasakan.
Ada baiknya untuk tidak membiarkan anak masuk sekolah atau membawanya pada penitipan anak terlebih dahulu.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR