Nakita.id - Muhammad Adam Saputra bayi berusia 7 bulan dan Arisandi 10 bulan dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami beberapa gejala.
Hal tersebut ternyata terjadi setelah selama beberapa hari kedua bayi tersebut diberi susu kaleng sebagai pengganti ASI yang tidak mencukupi.
Pemberian susu kaleng ini disebabkan karena kedua keluarga tak memiliki cukup uang untuk membeli susu formula.
BACA JUGA: Diberi Susu Kental Manis, Dua Bayi ini Dilarikan ke Rumah Sakit
Sebelum dilarikan ke rumah sakit kedua bayi tersebut sempat mengalami demam, bahkan kulit mengelupas, dan bengkak seperti alergi.
Lalu mengapa bisa terjadi hal seperti itu Moms?
Menurut dr. Marya W Haryono, M.Gizi, Sp. GK ada beberapa alasan yang membuat bayi tidak dianjurkan mengonsumsi susu untuk "orang dewasa" seperti susu kental manis (SKM).
"Kebutuhan nutrisi bayi berbeda dengan kebutuhan nutrisi orang dewasa.
Selain itu, Isi dan Komponen susu untuk bayi haruslah dibuat sesuai standar.
Standar yang digunakan bertujuan untuk menyamakan kualitas susu khusus bayi dengan komposisi Air Susu Ibu (ASI)," jelas Marya.
BACA JUGA: Kondisi dan Kabar Anak Jenifer Dunn Jadi Sorotan, Ini Kata Psikolog
Penyamaan komposisi ini bertujuan agar kebutuhan macronutrient dan micronutrient pada bayi dapat terpenuhi.
Sedangkan pada susu kental manis, zat gizinya tidak memenuhi, protein yang terkandung juga tidak akan memenuhi kebutuhan bayi.
BACA JUGA: Khansa Syahlaa Pendaki Gunung Cilik yang Sudah Mendaki Belasan Gunung
Dokter Marya juga menambahkan bahwa konsumsi susu kental manis pada anak sangat berisiko membuat anak terkena gangguan kesehatan.
"Jika bayi mengonsumsi SKM maka bayi akan berisiko mengalami gangguan nutrisi serta gangguan pencernaan," jelas Marya.
Hal ini dapat terjadi karena komponen nutrisi pada ASI dan susu khusus bayi, berbeda dengan komponen susu untuk orang dewasa seperti SKM.
BACA JUGA: Dr. Reisa Broto Asmoro: Jangan Ganti ASI Dengan Susu Kental Manis!
Moms juga perlu mengetahui bahwa susu untuk orang dewasa mengandung kasein yang lebih besar, sedangkan bayi belum mampu mencerna kasein.
Komponen protein yang berbeda juga cenderung akan membuat anak menjadi alergii
Dokter marya juga berpesan agar orangtua harus lebih memberikan perhatian ekstra terhadap pemenuhan nutrisi untuk Si Kecil.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR