"Enggak ada (tekanan dari pihak mana pun). Jadi memang itu adalah bentuk itikad baik saya. Karena begini, saya kan walaupun saya tidak banyak membalas," ujar Anji mengutip dari Grid.ID saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (!0/8/2020).
Ia juga menambahkan bila meski kontennya sudah dihapus, ia dan tim mencatat beberapa masukan dan komentar di Twitter serta Instagram-nya terkait polemik tersebut.
"Oke jadi saya itu kan memang apa ya? Saya tidak banyak membalas komentar-komentar di Twitter di Instagram, di Youtube yang akhirnya sudah di-take down tapi saya mencatat, tim saya juga mencatat.
"Apa saja sih yang banyan diprotes, yang banyak dikeluhkan gitu. Pasti tentang gelar profesor, terus tentang uji klinis yang belum ada. Lalu tentang swab test, rapid test, gitu," lanjutnya.
Setelah gembar-gembor di YouTube, Anji mengaku bila ia akan membantu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mensosialisasikan dan bekerja sama menyampaikan informasi yang benar terkait virus corona.
Anji menawarkan pada IDI untuk menuntaskan penyebaran covid-19 di Tanah Air.
"Saya bersedia bekerja sama dengan IDI untuk... bekerja sama tuh menyampaikan informasi ya maksudnya. Bagaimana sih sebuah temuan atau ramuan itu bisa dinyatakan sebagai obat melalui uji ilmiah atau uji klinis gitu," ucapnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR