Penyebab Balita Muntah Tiba-tiba dan Cara Tepat Untuk Mengatasinya
Nakita.id - Balita yang muntah secara tiba-tiba perlu mendapat penanganan segera.
Saat muntah, balita mengalami pengosongan isi lambung dan dehidrasi.
Untuk dapat memberikan penanganan yang tepat mengatasi muntah pada anak, Moms perlu mengetahui penyebab muntah terlebih dahulu.
Meski muntah merupakan hal yang umum dan tidak berbahaya, tetapi muntah bisa juga menjadi tanda penyakit yang serius.
Agar tak bertambah khawatir, ketahui penyebab balita muntah tiba-tiba berikut ini:
1. Infeksi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan muntah pada anak yang terjadi secara tiba-tiba merupakan tanda infeksi.
Bila Si Kecil mengalami infeksi, biasanya muntah akan disertai dengan gejala lain.
Seperti demam, sakit perut, atau diare yang berlangsung selama 6-24 jam.
2. Gastritis
Jika muntah terjadi tiba-tiba setelah makan, kemungkinan ini disebabkan oleh penyakit gastritis atau kelainan pada lambungnya.
Gastritis terjadi akibat peradangan dinding lambung yang disertai rasa nyeri di ulu hati.
Jika mengalami ini, Si Kecil umumnya akan selalu mual dan muntah setiap kali mencoba mencerna makanan.
3. Keracunan Makanan
Bila balita muntah tiba-tiba dalam kurun waktu 1-8 jam setelah makan, maka bisa disimpulkan penyebab muntah adalah keracunan makanan.
Coba telusuri makanan apa saja yang Si Kecil makan sebelum muntah.
Perhatikan juga apakah anggota keluarga atau orang lain yang juga mengonsumsi makanan yang sama mengalami tanda-tanda keracunan makanan.
Dengan begitu Moms akan mudah mengetahui makanan penyebab muntah karena keracunan.
Baca Juga: Jangan Lengah! Muntah Darah Saat Batuk Berisiko Terjadi Pada Anak-anak, Ketahui Beberapa Penyebabnya
Selain mengetahui penyebab muntah seperti di atas, Moms juga perlu memerhatikan seperti apa muntah yang dikeluarkan dan dirasakan Si Kecil.
Apakah muntahnya bercampur dengan warna hijau (empedu) atau mulutnya terasa pahit saat muntah.
Ini akan memudahkan Moms untuk menangani balita muntah tiba-tiba. Adapun untuk mengatasi muntah pada anak, ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan:
1. Berikan minuman elektrolit
Penanganan pertama yang harus dilakukan Moms adalah mencegah terjadinya dehidrasi karena muntah pada anak.
Berikan Si Kecil minuma elektrolit sebanyak 1-2 sendok makan setiap 15 menit dan naikkan secara bertahap.
Minuman elektrolit bisa membantu meredakan gejala muntah dan mencegah dehidrasi, seperti cairan oralit yang terbuat dari gula dan garam, air kelapa, atau jus buah.
Jika ingin memberikan jus buah, hindari buah-buahan yang banyak mengandung asam seperti jeruk, lemon, dan anggur.
Apabila balita muntah tiba-tiba lagi, kurangi ukuran pemberiannya.
Baca Juga: Ini Pengganti Obat Mual Muntah Dewasa Disertai Diare, Cukup Lakukan Perawatan di Rumah
2. Hindarkan anak dari aktivitas
Ajak Si Kecil beristirahat dan siapkan kondisi yang nyaman untuknya.
Sebaiknya Si Kecil beristirahat di tempat tidur sampai ia merasa lebih baik.
Hentikan pemberian obat yang diduga dapat menyebabkan muntah pada anak.
Jika demam, coba turunkan demamnya dengan kompres namun jangan dulu memberikannya obat penurun panas.
Baca Juga: Benarkah Muntah Darah Saat Batuk Petanda Seseorang Terpapar Covid-19? Begini Penjelasan Dokter
3. Jangan memberikan makanan padat
Selama 6 jam pertama setelah muntah, jangan langsung berikan Si Kecil makanan padat.
Berikan ia makanan dengan kalori cukup yang mudah dicerna seperti bubur.
Jika setelah 6 jam Si Kecil tidak mengalami muntah, Moms bisa meningkatkan tekstur makanan yang diberikan.
Berikan ia buah, sereal, roti, krakers, atau kentang. Jika muntah tak lagi terjadi setelahnya baru Si Kecil bisa diberikan nasi.
Umumnya muntah pada anak akan berhenti sendiri dalam waktu 6-24 jam, sehingga Moms tak perlu buru-buru memberikannya obat anti muntah.
Baca Juga: Cara Cepat Atasi Muntah Pada Anak, Salah Satunya Bukan dengan Langsung Memberikan Obat
Berikan obat anti muntah bila memang benar- benar diperlukan setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Jika setelah 24 jam kembali terjadi balita muntah tiba-tiba disertai diare, lemas, sakit perut, dan menunjukkan tanda-tanda gangguan neurologis atau gangguan pernafasan, Moms bisa membawa Si Kecil ke rumah sakit.
Source | : | IDAI |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR