Nakita.id - TBC atau disebut juga tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang mematikan.
WHO menyebut, orang yang menderita TBC dapat menginfeksi hingga 10-15 orang lain melalui kontak dekat.
Penyakit tuberkulosis ini biasanya menyerang bagian paru-paru.
Tapi juga bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya, termasuk persendian, kandung kemih, tulang belakang, dan otak.
Tuberkulosis menjadi penyakit menular pertama di Indonesia.
TBC sudah ada sejak lama dan masih terus menjangkit masyarakat hingga sekarang.
TBC sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyerang tubuh seseorang di sistem pernapasan manusia.
Maka dariitu gejala yang sering diperlihatkan pasien TBC adalah batuk, selain demam dan keluar keringat di malam hari.
Diterangkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Wiendra Waworuntu, M.Kes, gejala lain yang biasa diperlihatkan pasien TBC adalah penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat.
"Gejala ini bisa menjadi tanda awal seseorang alamai TBC. Tentu, diagnosa pemeriksaan laboratorium menjadi yang utama dalam penegakkan diagnosanya," ungkapnya saat menghadiri virtual konferensi pers kampanye Ayo TOSS TBC yang diinisiasi Kemenkes dan PT Johnson and Johnson Indonesia, Kamis (13/08/20).
Tak hanya itu, Wiendra pun menerangkan bahwa pasien TBC yang batuk itu cukup mudah menularkan bakterinya ke orang disekitarnya.
Apalagi jika orang tersebut tidak menerapkan etika batuk dengan benar atau tidak pakai masker.
Untuk Moms ketahui, sekali pasien TBC batuk, dia mengeluarkan lebih dari 10.000 bakteri TBC memungkinkan 10 hingga 15 orang terpapar langsung.
Karena itu, penggunaan masker bagi pasien TBC itu menjadi hal wajib yang harus dilakukan.
Tidak hanya itu, ketika kita sedang lepas masker karena alasan tertentu, pastikan ketika batuk melakukan etika batuk dengan benar.
Seperti yang kita ketahui, berada di peringkat ketiga dengan kasus Tuberkulosis (TBC) & Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO) tertinggi di dunia, Indonesia tidak dapat menutup mata terhadap permasalahan ini.
Indonesia masih masuk dalam daftar negara dengan beban tinggi (high burden countries) untuk TBC & TBC RO.
Kesadaran masyarakat terhadap TBC masih rendah, termasuk pentingnya kepatuhan pengobatan sebagai kontrol penularan penyakit dan pencegahan terjadinya TBC.
Melalui gerakan Ayo Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC), partisipasi masyarakat dapat berperan aktif mendukung pencegahan penularan, penemuan kasus, dan pendampingan pengobatan pasien TBC.
Sebagai bagian dari gerakan Ayo TOSS TBC tahun 2020, Kementerian Kesehatan RI didukung PT Johnson & Johnson Indonesia menginisiasi kegiatan TOSS TBC Virtual Run.
Kegiatan TOSS TBC Virtual Run terbuka untuk umum dengan minimal usia 17 tahun. Masyarakat Indonesia bisa mendaftarkan diri untuk berpartisipasi melalui situs www.ayotosstbc.com hingga 16 Agustus 2020.
Adapun periode lari akan dimulai bertepatan dengan HUT RI pada tanggal 17 Agustus 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020 (sekitar 2 minggu pelaksanaan).
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR