Nakita.id - Bagi Moms yang memilih spriral sebagai alat kontraspesi, perlu mengetahui bila ada suatu masalah.
Efek samping penggunaan spiral bagi yang tidak cocok atau karena kesalahan pemasangan (misalnya karena kurang steril) adalah rasa nyeri, timbul infeksi dan keputihan yang tidak sembuh-sembuh.
Haid para pengguna kontrasepsi spiral pun biasanya keluar lebih banyak (jika sebelumnya cukup 1 pembalut sekali pakai mungkin kini menjadi 2 pembalut).
BACA JUGA : Duh! Ini 5 Efek Samping Alat Kontrasepsi Spiral yang Jarang Diungkap
Namun selama masa haidnya tetap ( maksimal 7 hari) dan ibu tidak mengalami anemia, maka tak jadi masalah.
Moms juga disarankan untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Alat kontrasepsi ini sebenarnya bisa bertahan hingga 8 tahun, dan bisa dilepas kapan saja sesuai kebutuhan.
Setelah 8 tahun, spiral perlu diganti dengan yang baru.
Pemasangan spiral dilakukan saat ibu dalam kondisi sehat (tidak mengalami perdarahan atau infeksi).
BACA JUGA : Kawa Berulang Tahun, Andien Aisyah Unggah Foto Si Kecil Sejak Lahir Hingga Kini, Lucu Banget!
Pemasangan spiral paling cepat dapat dilakukan pada 10 menit pertama setelah persalinan normal dan masih dapat ditunggu sampai 3 hari.
Lewat dari 3 hari, pemasangan spiral harus menunggu sampai selesai masa nifas.
Jadwal pemasangan ini berkaitan dengan kondisi rahim yang tengah mengalami kontraksi untuk kembali ke ukuran semula.
Pemasangan spiral di masa nifas dikhawatirkan berisiko menyebabkan perlukaan atau perobekan pada rahim.
Sementara pemasangan spiral setelah persalinan sesar dilakukan segera setelah operasi selesai.
Sedangkan pada ibu pascakeguguran dilakukan setelah operasi kuretnya selesai.
BACA JUGA : Siapa Sangka Para Artis Terkenal Ini Ternyata Pernah Gagal di Ajang Cari Bakat
Ada anggapan, pemasangan sehabis bersalin menyebabkan spiral mudah terlepas.
Namun, riset membuktikan dari sekitar 100 ibu yang memakai spiral setelah bersalin hanya 4-5 orang saja yang mengalami kegagalan.
Angka kejadian yang sangat kecil ini berarti menunjukkan kontrasepsi spiral bisa dipakai untuk ibu pascamelahirkan.
Pemasangan spiral dilakukan di ujung puncak rahim oleh dokter kandungan/bidan yang kompeten.
Kontrasepsi spiral tidak akan mengganggu produksi ASI.
Spiral pun tidak menyebabkan kegemukan atau mengganggu siklus haid.
Copper T merupakan spiral yang paling umum digunakan dengan bahan tembaga.
Logam tembaga akan menghasilkan ion-ion yang dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Sedangkan, bahan pelindungnya yang terbuat dari plastik akan menimbulkan peradangan di endometrium (dinding bagian dalam rahim tempat menempelnya calon janin).
BACA JUGA : Diduga Kelelahan Akut! Model Cantik Berusia 14 Tahun Ini Meninggal
KOMENTAR