Selama kehamilan, Moms akan rutin berkunjung ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisi kehamilan dan persiapan persalinan.
Frekuensi waktu berkunjungnya beragam sesuai anjuran dokter, tetapi biasanya setiap trimester.
Selain untuk cek kondisi, spesialis obstetri juga dapat mendiagnosis dan menangani masalah seputar kehamilan dan persalinan serta komplikasinya, antara lain:
- Kehamilan ektopik, atau kehamilan di luar rahim.
- Solusio plasenta, yaitu plasenta yang terlepas dari rahim sebelum waktunya.
- Preeklamsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, pembengkakan tungkai, dan keluarnya protein melalui urin.
- Kelahiran prematur.
- Bahu bayi terjebak saat melahirkan (distosia bahu).
- Tali pusat menumbung (Prolapsed umbilical cord), yaitu tali pusar yang keluar mendahului bayi, lalu terjepit.
- Perdarahan saat atau setelah persalinan.
- Ruptur uteri, terjadinya robekan pada lapisan rahim.
- Sepsis.
BACA JUGA: Berapa Kali Sebenarnya Harus Cek Kehamilan? Simak Rekomendasi WHO
Pembahasan selanjutnya, Moms bisa tahu apa saja yang dilakukan oleh ahli ginekologi.
Banyak perempuan, dewasa dan muda, yang sering mengeluhkan adanya masalah pada sistem reproduksi mereka. Di sinilah peran spesialis ginekologi untuk membantu Moms.
Ginekologi adalah cabang kedokteran yang hanya fokus pada sistem reproduksi wanita. Dari diagnosis masalah kesehatan organ reproduksi, pemeriksaan, hingga perawatannya.
Misalnya, masalah yang berhubungan dengan vulva dan vagina seperti vulvovaginitis dan perdarahan vagina nonmenstrual; masalah yang berhubungan dengan indung telur dan tuba falopi seperti kehamilan ektopik, endometriosis, PCOS, hingga kista atau tumor pada indung telur; hingga masalah septar menstruasi, seperti menstruasi tidak teratur, PMS yang terasa amat sakit, hingga menopause.
Layanan ginekologi juga bisa mencakup penanganan masalah yang berhubungan dengan payudara.
Beberapa pelayanan lain yang bisa ditangani oleh ahli ginekologi antara lain:
- Vaksinasi HPV
- Keputihan tidak normal
- Infeksi saluran kemih
- Penyakit menular seksual atau penyakit kelamin.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR