Nakita.id.- Moms yang sedang hamil, setidaknya berkunjung ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebanyak tiga kali.
Kunjungan pertama pada trimester satu, kunjungan kedua tentunya di trimester dua. Terakhir, Moms melakukan kunjungan di trimester tiga.
Kunjungan Moms akan lebih sering apabila diminta dokter karena dugaan komplikasi kehamilan atau Moms termasuk ibu hamil dengan risiko tinggi.
Siapakah dokter yang menangani Moms? Dalam istilah awam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (yang biasa disingkat obgyn atau SpOG) sering disebut dengan dokter kandungan. Namun tahukah Moms kalau keduanya ternyata berbeda meskipun ditangani oleh satu dokter?
BACA JUGA: Jelang Melahirkan, Donita Justru Tulis Pesan Ini Pada Anak Pertamanya
Dilansir dari situs Hallo Sehat, menyebut spesialis obstetri dan ginekologi sebagai dokter kandungan sebenarnya kurang tepat.
Keduanya adalah cabang kedokteran yang berbeda. Spesialis obstetri fokus dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, sedangkan ginekologi fokus dalam masalah reproduksi dan organ intim wanita.
Meski begitu, lingkup kerjanya termasuk dua masalah kesehatan terbesar pada wanita. Itu sebabnya spesialisasi kedua cabang ini digabung dalam satu keahlian yang disebut dengan istilah Obgyn.
Di Indonesia, dokter spesialis ini diberi gelar spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan; SpOG), yang lebih dikenal dengan dokter kandungan.
BACA JUGA: Hasil Penelitian: Anak Kidal Bisa Dideteksi Sejak Masih Janin
Untuk lebih jelasnya, kita ulas dulu ruang lingkup yang termasuk obstetri. Ini adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan perihal kehamilan dan persalinan.
Termasuk di dalamnya masalah kesuburan, penanganan sebelum hamil, selama hamil, dan setelah melahirkan.
Selama kehamilan, Moms akan rutin berkunjung ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisi kehamilan dan persiapan persalinan.
Frekuensi waktu berkunjungnya beragam sesuai anjuran dokter, tetapi biasanya setiap trimester.
Selain untuk cek kondisi, spesialis obstetri juga dapat mendiagnosis dan menangani masalah seputar kehamilan dan persalinan serta komplikasinya, antara lain:
- Kehamilan ektopik, atau kehamilan di luar rahim.
- Solusio plasenta, yaitu plasenta yang terlepas dari rahim sebelum waktunya.
- Preeklamsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, pembengkakan tungkai, dan keluarnya protein melalui urin.
- Kelahiran prematur.
- Bahu bayi terjebak saat melahirkan (distosia bahu).
- Tali pusat menumbung (Prolapsed umbilical cord), yaitu tali pusar yang keluar mendahului bayi, lalu terjepit.
- Perdarahan saat atau setelah persalinan.
- Ruptur uteri, terjadinya robekan pada lapisan rahim.
- Sepsis.
BACA JUGA: Berapa Kali Sebenarnya Harus Cek Kehamilan? Simak Rekomendasi WHO
Pembahasan selanjutnya, Moms bisa tahu apa saja yang dilakukan oleh ahli ginekologi.
Banyak perempuan, dewasa dan muda, yang sering mengeluhkan adanya masalah pada sistem reproduksi mereka. Di sinilah peran spesialis ginekologi untuk membantu Moms.
Ginekologi adalah cabang kedokteran yang hanya fokus pada sistem reproduksi wanita. Dari diagnosis masalah kesehatan organ reproduksi, pemeriksaan, hingga perawatannya.
Misalnya, masalah yang berhubungan dengan vulva dan vagina seperti vulvovaginitis dan perdarahan vagina nonmenstrual; masalah yang berhubungan dengan indung telur dan tuba falopi seperti kehamilan ektopik, endometriosis, PCOS, hingga kista atau tumor pada indung telur; hingga masalah septar menstruasi, seperti menstruasi tidak teratur, PMS yang terasa amat sakit, hingga menopause.
Layanan ginekologi juga bisa mencakup penanganan masalah yang berhubungan dengan payudara.
Beberapa pelayanan lain yang bisa ditangani oleh ahli ginekologi antara lain:
- Vaksinasi HPV
- Keputihan tidak normal
- Infeksi saluran kemih
- Penyakit menular seksual atau penyakit kelamin.
BACA JUGA: Sebelum Lari Saat Hamil, Ketahui Aturan Penting Ini Agar Tetap Aman!
Lantas, kapan perlu konsultasi ke spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG)? Ternyata tidak hanya ketika hamil saja.
Pemeriksaan rutin ke obstetri dan ginekologi memiliki banyak keuntungan bagi kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak.
Adanya layanan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kewaspadaan mengenai pentingnya kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi, serta menurunkan angka penyakit dan kematian ibu dan anak.
Selain masalah kehamilan dan organ intim wanita, ada beberapa situasi yang membuat Moms dianjurkan berkonsultasi dengan dokter obgyn:
- Pemeriksaan untuk persiapan pranikah.
- Program kehamilan bagi pasangan yang ingin mengusahakan kehamilan atau pasangan yang tidak subur.
- Kehamilan usia tua atau jika Anda hamil berusia di atas 35 tahun, atau memiliki kehamilan berisiko tinggi misalnya pada ibu hamil yang juga memiliki penyakit diabetes atau darah tinggi.
- Pengarahan lanjutan untuk mencegah atau mengurangi dampak komplikasi kehamilan seperti preeklamsia atau plasenta previa.
- Pemeriksaan papsmear untuk deteksi dini kanker serviks.
- Pemeriksaan lainnya terkait faktor genetik.
- Layanan visum untuk tindak kriminal seperti perkosaan dan aborsi. (*)
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR