Profesor Marika Tiggemann menyimpulkan dalam studinya bahwa wanita menginvestasikan banyak waktu dan tenaga mereka dalam mengambil, memilih dan mengedit foto mereka.
Seperti memilih pencahayaan yang bagus, sudut yang paling bagus, yang kemudian bisa ditambahkan dengan filter untuk daya tarik.
Wanita-wanita ini sering mengambil langkah untuk menampilkan versi lain dari diri mereka yang bisa merusak persepsi mereka sendiri.
Baca Juga: Benar Jadi Bukti Rumah Tangganya dengan Nadya Mustika Retak? Rizki DA Hapus Foto Nikah Ramai Dicibir
"Wanita tampaknya termotivasi oleh keinginan untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka dan secara substansial lebih bahagia dengan selfie yang diedit daripada foto aslinya.
"Namun, pada saat yang sama, aktivitas ini memiliki efek merugikan dalam hal suasana hati yang lebih buruk dan ketidakpuasan wajah," ucap Profesor Marika Tiggemann.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Body Image menunjukkan bahwa jika wanita terus melanjutkan pengeditan foto secara ekstensif, hal itu dapat menyebabkan perasaan tidak jujur secara virtual.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | GridHits.ID |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR