Nakita.id.- Moms dan pasangan sudah memeriksakan kesehatan dan sudah menjalani perawatan apa pun untuk meningkatkan kesuburan.
Namun, sayangnya, program kehamilan Moms tak kunjung berhasil. Akhirnya, Moms berniat untuk mengikuti program bayi tabung.
Namun, ada juga yang disebut dengan inseminasi buatan. Apa perbedaan bayi tabung dan inseminasi buatan? Ternyata prosesnya memang berbeda. Simak ulasannya berikut ini:
BACA JUGA: Moms Inilah Tanda Saat Mengandung Bayi Kembar Seperti Marissa Nasution
Inseminasi buatan, atau juga disebut intrauterine insemination (IUI) seperti yang dilansir dari Mayo Clinic, merupakan prosedur di mana sperma dari air mani pria dicuci untuk menempatkan konsentrasi terbaik dari seluruh sperma ke dalam kateter.
Kateter ini lalu dimasukkan melalui leher rahim agar langsung menuju rahim di mana sperma akan disimpan.
Setelah itu, sperma akan dengan sendirinya menemukan cara untuk mencapai tuba falopi dan menemukan telur untuk dibuahi.
Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada perempuan dengan tuba falopi terbuka, dan biasanya dikombinasikan dengan beberapa bentuk rangsangan rahim, seperti injectable gonadotropins.
Hal ini semacam persiapan medis dari hormon-hormon yang diproduksi oleh otak untuk merangsang rahim mempersiapkan telurnya untuk dilepaskan.
BACA JUGA: Fotografer Ini Bocorkan Rahasia Pemotretan Bayi Baru Lahir yang Bikin Gemas
Dilansir dari situs Hello Sehat, proses bayi tabung atau disebut juga In vitro fertilization (IVF), adalah proses di mana ovarium dirangsang untuk memproduksi banyak telur yang kemudian diekstrasi dari rahim melalui penyedotan. Prosedur ini dilakukan dengan melakukan bius total.
Sel telur dan sperma lalu diletakkan di suatu cawan khusus untuk membiarkan pembuahan terjadi, dan diinkubasi selama 3-5 hari. I
Inilah perbedaan yang paling kentara antara dua proses ini. Pada inseminasi buatan, pembuahan tetap terjadi dalam tubuh ibu sedangkan pada bayi tabung, pembuahan dilakukan di laboratorium.
Beberapa dari embrio yang dihasilkan lalu diletakkan di dalam kateter dan disimpan kembali di dalam rahim ibu bersama embrio beku yang tersisa.
BACA JUGA: Jelang Melahirkan, Donita Justru Tulis Pesan Ini Pada Anak Pertamanya
Setelah mengetahui perbedaannya, mana yang paling cocok untuk Moms?
Pada inseminasi buatan, proses ini bisa digunakan untuk menangani beberapa kasus ketidaksuburan dengan penyebab yang belum jelas serta kasus jumlah sperma yang rendah.
Meskipun tingkat keberhasilan kehamilan dengan teknik inseminasi buatan tidak setinggi teknik lain, namun prosedur ini memiliki keuntungan berupa harga yang tidak terlalu mahal dan rendah efek samping.
Inseminasi buatan juga merupakan prosedur yang singkat dan relatif tidak menyakitkan. Sebelum melakukan prosedur inseminasi buatan, dokter akan melakukan pemeriksaan organ reproduksi dan kesuburan dari masing-masing pasangan.
Hal ini untuk mengetahui apa yang kemungkinan menjadi halangan terjadinya kehamilan secara alami.
BACA JUGA:Pilih Gambar ini, Ketahui Kepribadian Sesungguhnya Sebagai Ibu
Sedangkan bayi tabung umumnya prosedur bayi tabung dilakukan setelah konsumsi obat-obatan, tindakan bedah, atau inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah ketidaksuburan.
IVF biasanya dilakukan oleh wanita dengan tuba falopi yang tersumbat, usia reproduksi yang lanjut, pria dengan jumlah sperma yang rendah, atau ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Kromosom embrio juga bisa dievaluasi melalui prosedur terpisah yang disebut pre-implantation genetic diagnosis (PGD) untuk menilai apakah sebuah embrio memiliki ketidaknormalan genetik seperti down’s syndrome.
Mana yang paling aman dan efektif untuk menghasilkan kehamilan? Meskipun program bayi tabung biayanya lebih mahal daripada inseminasi buatan, teknologi yang digunakan kini makin canggih sehingga memperbesar kemungkinan keberhasilannya.
BACA JUGA: 5 Artis yang Pernah Alami Masalah Mental, Ini Kisah Perjuangannya
Akan tetapi, proses bayi tabung memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh pasangan suami istri.
Salah satu risiko yaitu saat prosedur pengambilan sel telur, mungkin terjadi infeksi, perdarahan, atau gangguan pada usus atau organ lain.
Ada pula risiko dari obat-obatan yang digunakan untuk merangsang ovarium, yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium.
Efek yang dirasakan beragam, mulai dari kembung, kram atau nyeri ringan, penambahan berat badan, hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada perut.
Efek yang berat harus ditangani di rumah sakit walaupun biasanya gejala bisa hilang dalam beberapa waktu. (*)
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | Mayo Clinic,Hello Sehat |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR