Nakita.id - Kasus harian infeksi virus corona di Indonesia kembali mencetak rekor baru setelah masuk bulan keenam.
Melihat laman Covid19.go.id, terhitung kasus virus corona per Jumat (28/8/2020) di Indonesia menujukkan angka 165.887 kasus positif.
Dari angka tersebut, 120.900 orang dinyatakan sembuh sementara 7.169 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Mulai Dikenalkan Sejak Dini, Ini Cara Mengajarkan Anak Sadar untuk Merapikan Mainan Sendiri
Sejak kasus pertama virus corona ditemukan, Indonesia kembali mengalami tanjakan kasus beberapa hari belakangan.
Seperti dilansir dari Kompas.com, pada Kamis (27/8/2020) tercatat ada penambahan kasus sebanyak 2.719 dalam kurun waktu 24 jam.
Kemudian rekor kembali pecah pada Jumat (28/8/2020) hari ini, di mana ditemukan 3.003 kasus infeksi dalam sehari.
Angka tersebut merupakan penambahan kasus paling tinggi sejak pasien pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.
Penambahan 3.003 kasus baru merupakan hasil dari pemeriksaan 33.082 spesimen.
Dalam periode yang sama, ada 16.649 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen.
Kembali meroketnya kasus virus corona di Indonesia ini pun mendapatkan perhatian dari ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.
Ia menduga kalau jebolnya angka infeksi ini dipengaruhi oleh mobilitas orang-orang saat libur panjang.
"Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang di-stop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Pandu, libur panjang dalam rangka HUT RI ke-75 yang kemudian dilanjutkan dengan peringatan tahun baru Islam menjadi pemicunya.
Penyebabnya, kata dia, bisa jadi banyak individu yang terpapar Covid-19 tetapi tak merasakan gejala sakit.
Kemudian, individu itu bisa menularkan penyakit ke orang lain saat bepergian, kembali ke kampung halaman, kembali ke rumah atau kembali bekerja di kantor.
Pandu kembali mengingatkan kalau satu orang positif Covid-19 berpotensi menularkan ke orang lainnya.
Jika tidak dikenalikan, jumlah infeksi akan terus bertambah.
"Sekarang jadi batal landai. Malah meningkat terus sampai sekarang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Ini yang jadi masalah, kenapa? Sebab selalu terjadi mobolitas penduduk," ucap Pandu.
"Yang mudik, yang balik ini ternyata banyak sekali. Kemudian liburan panjang selama sepekan berturut-turut. Diperkirakan kondisi penularan tinggi ini akan sampai minggu depan, bahkan lebih," tuturnya.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR