Nakita.Id - Batuk bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun, oleh karena imunitas tubuhnya belum sesempurna orang dewasa, anak-anak lebih sering terserang penyakit ini.
Mengutip dari laman Kidshealth.org, anak usia prasekolah biasanya lebih mudah terserang batuk. Bahkan batuk pada anak di usia ini bisa bertahan selama 3-4 minggu. Jenisnya pun tidak selalu sama, terkadang disertai dahak, demam, atau batuk kering.
Nah, Moms harus memahami perbedaannya sehingga dapat menyesuaikan bagaimana cara menanganinya di rumah sebelum memutuskan pergi ke dokter.
Pasalnya, di tengah pandemi seperti saat ini membawa anak ke klinik atau rumah sakit juga berisiko tinggi. Apalagi ketika sedang terserang batuk daya tahan tubuh si kecil rentan terserang virus penyebab penyakit.
Baca Juga: Hindari 4 Makanan Ini Jika Tidak Mau Batuk Pilek Si Kecil Makin Parah!
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Selasa (8/9/2020). Terdapat 4.646 anak kelompok usia 0 sampai 19 tahun terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak juga termasuk golongan rentan terpapar Covid-19.
Merangkum dari laman Parents.com, berikut beberapa jenis batuk yang harus Moms ketahui.
Batuk disertai flu
Batuk disertai flu paling sering menyerang si kecil saat cuaca sedang tidak menentu. Flu atau influenza adalah infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, tipe B, atau tipe C.
Baca Juga: Apakah Batuk Saat Hamil Berbahaya dan Berisiko Bagi Janin? Kenali Pengaruhnya!
Gejala flu sering kali muncul dan memberat secara mendadak dalam waktu beberapa jam. Termasuk bersin-bersin, hidung tersumbat, dan berair, sakit tenggorokan, hingga batuk. Keluhan yang dialami penderita biasanya akan berlangsung selama 1 minggu.
Batuk disertai pilek
Terkadang beberapa orang sulit membedakan antara batuk disertai pilek dengan batuk flu. Padahal keduanya memiliki perbedaaan.
Batuk pilek atau common cold yang dikenal juga dengan selesma, merupakan penyakit yang disebabkan oleh 200 jeni virus berbeda. Namun, virus yang paling sering menjadi penyebab batuk pilek adalah rhinovirus.
Batuk pilek memiliki gejala yang muncul secara bertahap. Kondisi ini biasanya diawali oleh sakit tenggorokan yang akan membaik dalam 1 hingga 2 hari. Gejala lain seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, dan batuk biasanya baru muncul pada hari keempat atau kelima.
Batuk kering
Batuk kering kerap menimpa anak-anak. Meski tidak mengeluarkan dahak batuk kering membuat tenggorokan anak gatal, sakit, dan tidak nyaman. Bahkan, si kecil akan kesulitan tidur di malam hari sehingga keesokan harinya tidak bertenaga.
Melansir dari Gridhealth.id (1/9/2020), Batuk kering dibagi lagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah batuk mengi yang bisa menimbulkan bunyi nafas, seperti “ngik-ngik”.
Kondisi ini umum terjadi pada anak berusia sekitar 6 bulan sampai 3 tahun. Meskipun bisa membaik pada siang hari, batuk dapat kembali memburuk ketika malam tiba.
Selain batuk mengi, ada pula batuk rejan yang terjadi karena infeksi bakteri. Batuk ini sering menyerang anak-anak dengan gejala berupa batuk terus-menerus yang diikuti dengan perubahan suara menjadi serak dan rasa sakit di tenggorokan.
Batuk kering bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi di tenggorokan sehingga menimbulkan radang, alergi, dan debu. Cara untuk meredakannya Moms di rumah bisa memberikan si kecil air hangat agar bisa melegakan tenggorokannya yang perih akibat batuk terus-menerus.
Baca Juga: 4 Hal Mudah Cegah Batuk Pilek, Gampang Tapi Kerap Terlupakan
Batuk Berdahak
Batuk berdahak biasanya disertai lendir yang keluar dari paru-paru dan mengalir ke belakang tenggorokan.
Selain menghasilkan dahak, batuk yang disebut batuk produktif ini juga memiliki ciri khas. Salah satunya, ditandai produksi lendir yang meningkat lebih banyak dari biasanya di saluran pernafasan.
Lendir pada saluran pernafasan terakumulasi di belakang tenggorokan dan berjejal di dada. Batuk, menjadi reaksi alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari sumbatan lendir tersebut agar nafas lebih lega.
Setelah mengetahui jenis-jenis batuk yang sering dialami Si Kecil, Moms dapat dengan mudah menentukan penanganan batuk pada Si Kecil. Selain memberikan pengobatan secara alami Moms juga dapat memberikan obat batuk khusus anak-anak agar mempercepat proses penyembuhan.
Baca Juga: Bayi Batuk Saat Tidur Berisiko Alami Kondisi Membahayakan, Benarkah?
Moms sebaiknya memilih obat batuk yang bebas tersedia di apotek dan terdiri dari beragam varian sesuai dengan jenis batuk yang diderita si kecil.
Salah satunya Anakonidin yang bisa menjadi pilihan tepat karena Anakonidin memiliki empat varian sesuai dengan kebutuhan si kecil.
Anakonidin OBH dapat membantu meredakan batuk serta flu, sakit kepala, hidung tersumbat, atau bersin. Varian ini juga dapat membantu mengatasi batuk disertai pilek.
Selain itu, Anakonidin juga menghadirkan produk andalan terbarunya yaitu Anakonidin Herbal dan Anakonidin Mucolytic Expectorant. Anakonidin Herbal terbuat dari bahan-bahan alami untuk membantu mempercepat penyembuhan batuk.
Anakonidin Mucolytic Expectorant merupakan sirup obat batuk yang dipercaya dapat mengencerkan dahak pada saluran napas dan mempermudah pengeluaran dahak.
Keempat varian obat batuk anak ini, tak hanya mampu menyembuhkan batuk tetapi rasanya juga tidak pahit di lidah.
Sediakan selalu Anakonidin di kotak obat agar ketika si kecil menunjukkan gejala batuk, Moms sudah siap sedia. Beda batuk beda Anakonidinnya.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR