- Saluran telur sehat
Selain rahim, saluran telur calon ibu juga harus dalam kondisi yang sehat, yakni tidak didapatkan cairan pada salah satu atau kedua saluran telur (hidrosalping).
“Jika ini terjadi, maka harus dilakukan tindakan berupa laparoskopi operatif untuk mengangkat saluran telur yang terkait untuk mencegah leakage cairan dari saluran telur ke dalam rongga rahim yang nantinya dapat mengganggu penempelan embrio,” jelas dr. Shanty.
- Siap secara mental dan finansial
Jika syarat-syarat sudah terpenuhi, maka pasangan suami istri pun diperbolehkan untuk mulai menjalani program bayi tabung.
Akan tetapi, sebelum masuk ke proses inti, pasien rupanya akan diperiksa terlebih dahulu kesuburannya.
“Sebelum dilakukan bayi tabung, biasanya akan dilakukan pemeriksaan awal infertilitas seperti riwayat haid, USG Rahim, dan indung telur, pemeriksaan cadangan ovarium, tes patensi tuba, dan analisis sperma,” ujar dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrin, dan Reproduksi RS Pondok Indah.
Apabila saat pemeriksaan tersebut ditemukan indikasi-indikasi tertentu, maka pasangan tersebut akan mendapatkan penjelasan dan konseling seputar program bayi tabung.
dr. Gita Pratama menjelaskan beberapa indikasi dilakukannya program bayi tabung, yakni sebagai berikut:
- Faktor sperma yang tidak dapat dikoreksi.
- Sumbatan pada kedua saluran telur.
- Endometriosis (kista cokelat) derajat sedang dan berat.
- Gangguan pematangan telur yang tidak dapat dikoreksi.
- Infertilitas akibat faktor yang tidak dapat dijelaskan (unexplained infertility).
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR