Nakita.id - Perilaku body shaming atau tindakan mengejek, menghina dengan mengomentari fisik seseorang rupanya sering ditemukan saat ini.
Bahkan, body shaming juga kerap menghantui para selebritas, seperti yang dialami penyanyi Vicky Shu.
Lama tak terdengar kabarnya, Vicky Shu kini muncul dan menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya.
Vicky Shu ternyata kerap mendapatkan body shaming. Bahkan hal itu ia rasakan sejak duduk di bangku kuliah.
Saat jadi bintang tamu acara Okay Bos, Vicky Shu bahkan mengatakan masih kerap menerima body shaming saat menggeluti dunia tarik suara.
"Jangankan sekarang setelah melahirkan, dulu saja kalau aku suka lihat, dulu kan badanku kecil.
Itu aja sering di body shaming, jadi pikirnya 'wah gendut ya' karena aku kan chubby. Kalau keluar di TV lebar," kata Vicky Shu dikutip dari YouTube Trans7 Official, Sabtu (17/10/2020).
Setelah menikah dan punya dua anak, Vicky Shu juga masih merasakan body shaming lantaran tubuhnya yang menggemuk setelah melahirkan.
“Apalagi setelah hamil dan punya anak, ya ada aja sih yang nge-bully," ungkapnya.
Menerima berbagai komentar negatif perihal bentuk tubuhnya, Vicky Shu mengaku tak mau ambil pusing.
Namun, pelantun "Mari Bercinta 2" ini bercerita ada sebuah momen yang membuatnya sampai menangis akibat body shaming.
Hal tersebut terjadi saat ia tengah menyambangi kota kelahirannya, Cilacap.
Baca Juga: Berjuang Antara Hidup dan Mati, Vicky Shu Berhasil Lahirkan Bayi dengan Berat 4 Kg Secara Normal
"Rata-rata yang body shaming justru laki-laki lho, yang belain ibu-ibu," ucap istri dari Ade Imam Prabowo itu.
"Aku pernah di Cilacap, kota asalku di jalan, sama suamiku, tiba-tiba dari jauh ada yang nyapa ‘hai mba Vicky’ aku jawab 'iya pak'. Dia gini, 'kok sekarang gendut banget'," ujar Vicky Shu.
Setelah itu, Vicky Shu menangis di dalam mobil karena dibilang gemuk.
"Tapi ngomongnya yang aku abis itu sampai di mobil nangis," kata Vicky Shu melanjutkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Vicky Shu yang Kerap Alami Body Shaming sampai Menangis "
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR