Mudah dan Anti Ribet, Begini Do’s and Dont's Menjalani Program Bayi Tabung Anjuran Dokter, Hasilnya Dijamin Tokcer!
Nakita.id – Ingin menjalani program bayi tabung? Inilah do's and don'ts selama program bayi tabung.
Belakangan ini, program bayi tabung semakin diminati oleh masyarakat Indonesia.
Salah satu alasannya lantaran peluang keberhasilannya yang cukup tinggi.
Baca Juga: Tampak Sepele, 8 Hal Ini Ternyata Pantang Dilakukan Pasca Proses Bayi Tabung, Bisa Gawat Nantinya!
Akan tetapi, keberhasilan program bayi tabung juga ternyata tidak serta merta terjadi tanpa adanya ‘perjuangan’ dari pasien.
Ya, untuk mengoptimalkan hasil program bayi tabung, pasutri dianjurkan untuk melakukan maupun menghindari beberapa hal berikut ini.
Wah, kira-kira apa saja ya?
Saat dihubungi oleh Nakita.id, Selasa (13/10/2020) lalu, dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrin, dan Reproduksi dari RS Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan dan dihindari selama proses bayi tabung:
*Yang perlu dilakukan
- Beristirahat dan berpikir positif
Jika proses transfer embrio sudah dijalankan, pasutri terutama calon ibu perlu mengambil waktu untuk beristirahat atau bersantai.
Sebab, terkadang siklus IVF bisa membuat suasana hati pasien menjadi naik turun, baik itu secara fisik maupun mental dan emosinya.
- Mengonsumi makanan sehat
Jika proses transfer embrio berhasil, maka calon ibu perlu nutrisi yang asupan gizi yang seimbang agar jabang bayi tumbuh sehat.
“Calon ibu sebaiknya memulai pola makan yang sehat, yakni dengan mengonsumsi berbagai macam buah dan sayuran, serta makanan yang kaya kalsium, protein, vitamin B, dan zat besi,” kata dr. Aida.
- Mengonsumsi suplemen asam folat
Selain mengonsumsi makanan yang sehat, ibu hamil juga sebaiknya rutin mengonsumsi suplemen asam folat.
Hal ini penting untuk mengurangi risiko penyakit pada tubuh calon bayi.
“Ibu hamil membutuhkan sekitar 400 mcg per hari untuk mencegah neural tube defect,” ungkap dr. Aida.
- Tetap meminum obat
Setelah proses embrio transfer selesai dilakukan, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan penunjang untuk meningkatkan kemungkinan embrio untuk implan/menempel.
Untuk itu, tetap lanjutkan pengobatan suportif seperti yang diinstruksikan oleh dokter.
*Yang perlu dihindari
- Berhubungan seks
Meski belum ada temuan ilmiah yang membuktikan seks berbahaya setelah transfer embrio, Anda dan pasangan sebaiknya tetap menghindari hal ini.
Pasalnya, kontraksi rahim akibat orgasme merupakan hal yang cukup mengkhawatirkan.
- Buru-buru melakukan tes kehamilan
Usai transfer embrio dilakukan, mungkin Anda dan pasangan tidak sabar untuk segera mengetahui hasilnya.
Namun, keinginan tersebut sebaiknya ditahan terlebih dahulu.
“Diperlukan waktu hingga beberapa minggu sejak hari transfer sampai sel-sel plasenta mulai memproduksi cukup hormon yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) untuk dideteksi dengan tes darah,” ujar dr. Aida.
- Mengabaikan gejala yang mengganggu
Beberapa setelah transfer embrio, pasien mungkin akan mengalami gejala-gejala tertentu, salah satunya sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
Adapun gejala yang bisa timbul dari OHSS, antara lain sakit perut, perut kembung, mual, dan muntah.
“Gejala ini bisa ringan, tetapi juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius. Jadi, apabila para calon ibu tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan anggap sepele. Segera hubungi dokter atau klinik kepercayaan Anda,” ucap dr. Aida.
- Bed rest total
Beristirahat total di tempat tidur pasca proses transfer embrio tidak dianjurkan oleh para dokter.
Ya, usai melakukan proses bayi tabung, para pasien justru dianjurkan untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari agar pikiran lebih rileks dan santai.
- Berhenti minum obat-obatan penunjang
Sangat penting untuk mengikuti saran dokter dan tetap mengonsumsi obat apapun yang direkomendasikan selama 2 minggu masa penantian.
Untuk itu, jangan lewatkan dosis apalagi menghentikan pengobatan, karena akibatnya justru bisa menimbulkan perdarahan atau flek.
- Bersikap panik
Hal penting lainnya yang harus dihindari setelah transfer embrio adalah bersikap panik.
Selain itu, pasutri yang menjalani program bayi tabung juga sebaiknya tidak menyalahkan diri sendiri terlepas dari apapun hasilnya nanti.
- Merokok dan mengonsumsi alkohol
Demi mengoptimalkan hasil setelah transfer embrio, sebaiknya hindari merokok, mengonsumsi obat-obatan dan alkohol.
Pasalnya, kebiasaan tersebut dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan bayi.
- Olahraga berat
Jangan melakukan olahraga yang berat atau berdampak tinggi sampai setelah konfirmasi kehamilan klinis.
Sebagai gantinya, Anda dan pasangan disaranakan untuk menjalani aktivitas sehari-hari, namun jangan yang terlalu berat hingga membahayakan fisik.
Nah, itu dia do's and don'ts selama program bayi tabung
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR