Kerap Diabaikan, Benjolan di Leher Ternyata Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius Ini Lho Moms!
Nakita.id - Benjolan di leher bisa besar dan terlihat, tetapi benjolan juga bisa berbentuk sangat kecil.
Sebagian besar benjolan leher sebenarnya tidak berbahaya. Sebagian besar juga jinak, atau non-kanker.
Baca Juga: Hanya Bermodalkan Bahan Alami Murah Meriah Ini, Benjolan di Leher Depan Bisa Hilang Seketika
Namun, benjolan leher juga bisa menjadi tanda kondisi serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker.
Baca Juga: Jangan Sepelekan! Ternyata Benjolan di Leher Depan Termasuk Gejala Penyakit Mematikan Ini
Benjolan di leher dapat mengkhawatirkan, terutama jika tidak terlihat.
Namun beberapa kondisi dapat menyebabkan benjolan bengkak di bagian belakang leher.
Kelenjar getah bening yang membesar adalah penyebab paling umum dari benjolan di leher.
Selain itu, beragam penyebab benjolan di leher lainnya adalah sebagai berikut:
Pembengkakan kelenjar tiroid
Kelenjar yang bentuknya mirip kupu-kupu ini berada di leher dan tepat di depan tenggorokan kita.
Kelenjar tiroid biasanya tidak terlihat, tapi karena beberapa sebab, kelenjar dapat membengkak dan menimbulkan benjolan di leher yang kerap disebut gondok.
Pembengkakan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti kekurangan yodium, kelenjar terlalu atau kurang aktif, dan kanker tiroid.
Batu di kelenjar ludah
Bahan kimia yang terdapat dalam air liur terkadang dapat mengendap dan membentuk batu kecil.
Batu tersebut bisa menyumbat aliran air liur ke dalam mulut. Kondisi ini dapat menyebabkan benjolan di leher.
Kanker
Sebagian besar benjolan di leher bersifat jinak. Akan tetapi, kemungkinan benjolan leher merupakan keganasan akan semakin besar risikonya di atas umur 50 tahun.
Kita juga berisiko tinggi mengalami benjolan di leher yang bersifat kanker jika menjalani gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Baca Juga: Aray Daulay Meninggal Karena Infeksi Paru-paru, Cek Benjolan di Sekitar Leher, Ketiak Sampai Perut!
Selain itu, benjolan di leher juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda menderita leukimia (kanker darah putih), kanker payudara, limfoma Hodgkin, limfoma non Hodgkin, serta kanker paru-paru.
Skin tag atau pertumbuhan kulit berlebih
Skin tag dapat timbul ketika kulit sering bergesekan dengan kulit di sekitarnya.
Hal ini menyebabkan daging kecil berwarna kecokelatan mirip kutil yang disebut skin tag.
Kondisi ini umum terjadi, tidak menimbulkan rasa sakit, dan tidak berbahaya.
Terkadang, skin tag dapat terpuntir dan putus akibat kehilangan pasokan darah.
Siapa saja dapat mengalaminya, terutama penderita diabetes tipe 2, obesitas, wanita hamil dan orang tua.
Baca Juga: Hanya Bermodalkan Bahan Alami Murah Meriah Ini, Benjolan di Leher Depan Bisa Hilang Seketika
Source | : | mayoclinic.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR