Nakita.id - Sadar atau tidak, sebagian Dads takut bila ditinggal berdua dengan bayi.
Bukan tak sayang, tetapi khawatir bayi akan menangis dan tak tahu cara mengatasi situasi tersebut.
Baca Juga: Maksimalkan Peran #AyahSIAP Ketika Moms dalam Periode Emas Memberi ASI untuk Si Kecil
Padahal, kemampuan untuk menenangkan bayi tak harus hanya dikuasai ibu. Dads juga perlu memahami caranya lho.
Misalnya ketika suatu hari istri Dads ingin bisa menikmati me-time dan sedikit lepas dari repotnya mengurus bayi dan rumah tangga, kita perlu tahu bagaimana menenangkan bayi yang menangis.
Baca Juga: #AyahSIAP Bersama Moms Harus Kompak Jaga Hubungan Tetap Harmonis, 5 Cara Ini Bisa Dicoba di Rumah
Dalam kondisi ini Dads perlu tahu penyebab Si Kecil menangis.
Sebagai pemimpin keluarga, mampu menenangkan Si Kecil saat ia menangis merupakan keterampilan yang juga harus kamu miliki.
Ingatlah bahwa bukan hanya para ibu yang bertanggung jawab mengurus dan mengasuh Si Kecil, ayah pun harus bisa merawat Si Kecil.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi bayi menangis. Yuk disimak!
1. Cari tahu penyebabnya
Si Kecil belum bisa berbicara secara langsung mengenai hal yang dirasakan atau diinginkannya.
Baca Juga: Jarang Disadari, Peran #AyahSIAP dalam Keluarga Ternyata Tak Kalah dari Moms Loh!
Seperti ketika lapar, kegerahan, kesakitan, popoknya basah, bajunya tidak nyaman, atau sekadar butuh perhatian. Semua itu diekspresikan melalui tangisan.
Jadi, cari tahu dulu penyebab bayi menangis sebelum Dads berusaha meredakan tangisannya.
Tidak mudah memang untuk menebak penyebabnya, tapi semua orang bisa mempelajarinya, termasuk Dads.
2. Buat suara yang bisa membuat bayi merasa nyaman
Tahukah kamu bahwa bayi merasa nyaman ketika ia mendengar suara tertentu?
Ya, hal tersebut bisa membuatnya tenang karena saat masih di dalam kandungan.
Si Kecil juga kerap mendengar suara-suara, seperti suara detak jantung ibu dan bunyi gerakan usus ibunya.
Nah, untuk menciptakan suara yang bisa membuatnya merasa nyaman, kamu bisa perdengarkan suara kipas angin, gemericik air, suara mainan, atau lagu yang lembut dan pelan.
Suara-suara tersebut mungkin bisa menenangkannya. Nah, ketika beberapa suara di atas nampaknya bisa membuatnya tenang, kita bisa merekam suara tersebut dan memutarnya kembali ketika ia menangis.
3. Ayunkan tubuhnya
Bayi bisa merasa lebih nyaman dan tenang ketika digendong. Dads bisa menggendong bayimu dengan cara meletakkannya di bahumu dan melilitkan tangannya mengelilingi leher.
Setelah itu, Dads bisa mulai menggerakkan tubuhmu secara perlahan. Pada saat yang sama, kita juga bisa menyanyikan lagu anak-anak yang bernada pelan.
Dads juga bisa menggendongnya memakai kain gendongan. Lalu, mulailah menggerakkan tubuh seperti cara di atas.
Dengan melakukan hal ini, Si Kecil bisa merasa tenang bahkan tertidur karena mendengar irama detak jantung sekaligus merasakan kehangatan tubuh kita.
4. Bedong bayi
Sama seperti ketika Dads mengayun Si Kecil, membedong bayi akan membuatnya merasa nyaman seperti ketika ia berada di kandungan.
Pastikan selimut yang digunakan terbuat dari bahan yang lembut dan bersih.
5. Berikan belaian
Baca Juga: Meski Anak Belum Paham Betul Soal Uang, #AyahSIAP Coba Pakai Trik Ini Supaya Si Kecil Gemar Menabung
Ketika Si Kecil rewel, coba belai atau beri pijatan lembut pada beberapa anggota tubuhnya, seperti pipi, perut, punggung, atau kaki.
Sentuhan ini bisa membuat Si Kecil merasa lebih tenang dan nyaman. Namun jika usia Si Kecil belum mencapai satu bulan, hindari menggunakan minyak atau lotion untuk memijatnya.
6. Manfaatkan dot
Mengisap dot bisa membantu menenangkan anak yang terus-menerus menangis.
Namun, jangan berikan dot jika Si Kecil belum berusia 4 minggu dan batasi pemakaian dot ketika usianya sudah menginjak 6 bulan ke atas.
Hal ini demi mengurangi risiko Si Kecil terkena infeksi telinga atau gangguan pertumbuhan gigi.
Acara Ayah S.I.A.P ini didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | webmd.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR