Nakita.id – Moms tentu sudah tak asing dengan nama mendiang Adam Fabumi.
Perjuangan luar biasa Adam begitu menyentuh hati banyak orang.
Adam lahir dengan kondisi spesial.
Putra pertama Ratih Megasari dan Kiagoos Herling Kamaludin itu terlahir dengan kelainan kromoson yang biasa disebut trisomy 13.
Ratih menjelaskan, Adam didiagonisis terkena trisomy 13 tepat sebulan sejak dilahirkan ke dunia.
Namun jauh sebelum dilahirkan, tepatnya saat Adam masih dalam kandungan, Ratih mengakui sebenarnya Adam telah didiagnosis dokter memiliki ‘kondisi spesial’.
“Masuk kandungan usia 5 bulan, Adam sudah didiagnosa memiliki kondisi spesial yaitu baby walker syndrom. Cuma saat itu memang kita belum tau jika kondisi Adam tersebut hanya beberapa bagian dari trisomy 13,” ujarnya.
Dalam wawancaranya bersama Nakita.id, Ratih mengatakan sebenarnya kondisi trisomy 13 seperti Adam sudah dapat diketahui sebelum kelahiran melalui pemeriksaan Non-Invasive Prenatal Test atau NIPT.
“Dulu aku belum mengetahui informasi tentang NIPT sama sekali jadi hanya melakukan pemeriksaan standart seperti USG.
Baru tau hal itu justru saat Adam sudah didiagnosis trisomy 13. Padahal NIPT ini bisa 99% mendeteksi trisomy 21 atau Down Syndrome, trisomy 13 dan trisomy 18,” tambahnya.
Melalui pengalamannya itulah, Ratih mengajak para ibu yang sedang hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan saat masa-masa kehamilan.
Nah ternyata ada 5 pemeriksaan yang wajib Moms lakukan saat masa-masa kehamilan, yaitu:
BACA JUGA: RAN dan Yura Yunita Bantu Bayi yang Sedang Berjuang di Ruang NICU
USG
Moms tentu sudah sering mendengar tentang pemeriksaan satu ini.
USG dianjurkan dilakukan minimal 2-3 kali pada saat usia kehamilan memasuki 11 sampai 14 minggu.
Dr. med. Damar Prasmusinto, SpOG. (K) Fetomaternal dari Brawijaya Women & Children Hospital menyebutkan hal tersebut penting untuk mengetahui apakah janin satu atau kembar dan memiliki cacat bawaan atau tidak.
Setelah itu, pada usia kehamilan 18-22 minggu, Moms bisa lebih mengetahui tentang anatomi janin, pertumbuhan janin, dan resiko ibu saat melahirkan.
“Saat ini bisa diketahui pula, apakah terjadi preeklamsia?” ujarnya yang dikutip dalam Nova.grid.id.
Adapun saat kehamilan memasuki usia 28-32 minggu, USG dapat dilakukan untuk melihat bagaimana sejarpertumbuhan dan perkembangan janin.
Amniocentesis
Pemeriksaan selanjutnya adalah amniocentesis.
“Tes ini masih bisa dilakukan meski mulai ditinggalkan, karena sekarang dapat dilakukan pemeriksaan Non-Invasive Prenatal Test (NIPT),” ujarnya.
Amniocentesis ini dilakukan untuk memeriksa adanya kelainan genetik bagi bayi dengan memeriksakan cairan ketuban atau cairan amnion pada janin.
BACA JUGA: Berapa Kali Sebenarnya Harus Cek Kehamilan? Simak Rekomendasi WHO
Non-Invasive Prenatal Test (NIPT)
Selama kehamilan, sebagian DNA dari janin masuk ke dalam aliran darah ibu.
DNA tersebut yang kemudian membawa informasi genetik dari bayi di dalam kromosom.
Pemeriksaan Non-Invasive Prenatal Test (NIPT) ini menggunakan sampel darah ibu untuk memeriksa DNA dari janin dan mencari kondisi kromosom tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.
BACA JUGA :Nyeri Akibat Gigi Bungsu Tumbuh Hilang dengan Cara Rumahan ini
Chordocentesis
Pemeriksaan chordocentesis perlu dilakukan ibu hamil saat usia kehamilan telah memasuki 20 minggu.
Cara pemeriksaan ini mengambil darah janin melalui vena tali pusat.
Adapun tujuannya untuk mengetahui kelainan kromosom dan tipe kelainan kromosom pada janin.
Selain itu, untuk mengetahui apakah janin mengalami anemia dengan pemeriksaan HB janin dan Hematokrit janin.
BACA JUGA :Wow! Sifat Pemaaf dan Pendendam Bisa Dilihat dari Zodiaknya Moms
Transfusion Intrauterine
“Terapi ini dilakukan jika bayi didiagnosis anemia,” ujar Damar.
Tranfusi ini bisa dilakukan beberapa kali pada kehamilan yang telah mencapai usia 26 – 34 minggu.
BACA JUGA: Tenyata Ini Alasan Tampilan Wajah di Cermin Berbeda Dengan Hasil Foto
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR