Muncul Tren Baru, Benarkah Memakai Kacamata Bisa Turunkan Risiko Tertular Covid-19?
Nakita.id - Tidak bisa dipungkiri kalau pandemi virus corona membuat kehidupan manusia berubah total.
Kini, orang diwajibkan untuk memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan juga menjaga jarak.
Baru-baru ini, muncul tren baru karena sebuah data jurnal dari JAMA Ophthalmology.
Baca Juga: Sukses Sembuh dari Covid-19, Melaney Ricardo Peringatkan Bahaya Nyata Virus Corona Jika Tak Terapkan 3M, 'Gue Adalah Bukti Nyata Covid Ada'
Ada penelitian menujukkan jika pasien Covid-19 yang memakai kacamata sangat sedikit.
Itulah sebabnya muncul isu kalau memakai kacamata bisa menurunkan risiko terinfeksi Covid-19, ketimbang mereka yang tidak.
Melansir Kompas.com dari New York Times, peneliti mengamati 276 pasien Covid-19 yang dirawat selama peridoe 47 hari di rumah sakit.
Yang menarik adalah hanya 16 pasien atau kurang dari 6 persen yang memakai kacamata lebih dari delapan jam karena menderita rabuh jauh.
Mengingat tingkat rabun jauh tampaknya jauh lebih tinggi pada populasi umum dibanding yang dirawat di bangsal Covid-19, para ahli bertanya-tanya:
Bisakah kacamata melindungi seseorang agar tidak terinfeksi virus corona?
"Memakai kacamata adalah hal umum bagi warga China di segala usia," tulis penulis penelitian dalam laporannya.
Baca Juga: Hidup Sehat di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Penjelasan dari Peneliti Soal Mengapa Kita Harus Tetap Memakai Masker di Toilet Umum
"Namun sejak wabah Covid-19 dikonfirmasi di Wuhan pada Desember 2019, kami mengamati hanya sedikit pasien berkacamata yang dirawat karena Covid-19," imbuh peneliti.
Meski datanya menujukkan demikian, tapi masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari fenomena ini.
Ahli mengimbau untuk tidak terburu-buru merekomendasikan orang untuk mulai memakai pelindung mata agar bisa mengurangi risiko infeksi Covid-19.
Bisa jadi kacamata memang bertindak sebagai penghalang parsial, melindungi mata dari percikan batuk atau bersin.
Penjelasan lain adalah orang yang memakai kacamata cenderung tidak menggosok mata dengan tangan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Semakin Membaik, Satgas Covid-19 Ungkap Kasus Aktif di Indonesia Terus Menurun dan Kesembuhan Makin Meningkat
Laporan tahun 2015 tentang sentuhan wajah menemukan bahwa responden yang menonton ceramah selama satu jam setidaknya menyentuh mata, hidung, atau mulut rata-rata 10 kali.
Namun para peneliti tidak melihat apakah memakai kacamata membuat perbedaan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,New York Times |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR