Cara kerja serupa pun dimiliki oleh pil kombinasi. Meski begitu, pil kombinasi cenderung lebih unggul, sebab penggunaannya dapat mencegah ovarium melepaskan sel telur. Risiko kehamilan tak direncanakan pun dapat diminimalisasi.[1]
Pil KB kombinasi juga memiliki dua kategori, yakni pil monofasik yang memiliki jumlah estrogen dan progrestin yang sama di setiap pil, dan pil multifase yang memiliki jumlah hormon yang berbeda di setiap pil.
Lalu, pil manakah yang paling unggul secara keseluruhan? Ternyata, penggunaan pil KB kombinasi dianggap lebih unggul dalam segi mengobati keluhan seputar menstruasi maupun permasalahan pada wajah perempuan.
Sebab, pil kombinasi memiliki kandungan drospirenon yang berfungsiuntuk menekan hormon androgen.
Sebagai informasi, hormon androgen merupakan hormon yang memproduksi kadar minyak pada pori-pori kulit. Dengan ditekannya produksi hormon androgen risiko tumbuhnya jerawat pun dapat teratasi.
Selain itu, kandungan pil kombinasi juga memiliki tingkat efektivitas hingga 99 persen, jika digunakan tepat. Pil ini juga dapat mengobati keluhan menstruasi dan mencegah terjadinya kanker endometrium dan kanker ovarium.[2]
Laman Nurx menyebut, penggunaan pil mini lebih tepat dilakukan bagi perempuan yang berusia 35 tahun ke atas atau sedang menyusui. Pil mini juga kerap disarankan bagi mereka yang sensitif terhadap kandungan hormon dalam pil kombinasi.[2]
Penggunaan kedua pil ini aman dan tidak menyebabkan kemandulan seperti mitos yang beredar. Efek mencegah kehamilan hanya bersifat sementara.
Penghentian konsumsi secara bertahap akan membuat kondisi hormonal dalam tubuh kembali normal meski tetap memerlukan beberapa waktu.
Laman Your Life menyebut, sekitar 20 persen perempuan yang berhenti meminum pil, kembali hamil setelah empat minggu. Sedangkan, 40 persen lainnya hamil setelah tiga bulan berhenti meminum pil. [3]
Namun, penggunaan pil KB tak bisa digunakan sembarangan. Konsultasi dengan dokter maupun bidan tetap diperlukan guna menemukan jenis kontrasepsi yang paling pas untuk tubuh setiap perempuan.(*)
referensi:
[2] https://www.nurx.com/blog/the-differences-between-the-combination-pill-and-the-mini-pill/
[3] https://www.your-life.com/en/contraception-methods/short-acting-contraception/the-pill/
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |