Nakita.id - Covid-19 memang tak pandang buluh menyerang siapa saja. Tua, muda, bahkan bayi baru lahir sekalipun bisa terpapar virus corona ini.
Yang bisa kita lakukan hanya mencegah dengan ketat menerapkan protokol kesehatan.
Dengan patuh menerapkan 3M Covid-19, kita sedikit membantu para tenaga medis dan para peneliti dalam menumpas virus corona.
Bicara soal penelitian, 3 ahli dari berbagai negara baru-baru ini mengumumkan bahwa orang dengan golongan darah O ternyata kebal terhadap virus corona.
Sejak ditemukan virus corona setahun silam, peneliti banyak yang penasaran bagaimana mutasi virus corona ini bekerja dan bagaimana caranya bisa sampai ke tubuh manusia.
Peneliti dari 3 negara ini melakukan penelitian yang fokus pada golongan darah dan kaitannya dengan risiko Covid-19.
Hasilnya, ditemukan bahwa orang dengan golongan darah O adalah orang yang paling kebal terhadap virus corona.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini beberapa penelitian tentang golongan darah O dan risiko terinfeksi Covid-19:
1. China
Dilansir South China Morning Post, pada Maret lalu, sebuah studi di China mengungkap mereka yang memiliki golongan darah A cenderung lebih rentan terjangkit virus corona.
Tapi di sisi lain, mereka yang memiliki golongan darah O lebih resisten atau punya daya tahan tubuh lebih baik.
Baca Juga: Masih Sulit Adaptasi dengan Sekolah Online? Coba Ikuti Tips Ini, Moms!
Studi yang dipimpin Wang Xinghuan dari Centre for Evidence-Based and Translational Medicine di Zhongnan Hospital of Wuhan University mengamati pola golongan darah lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi di Wuhan dan Shenzhen.
Dari 206 pasien yang diperiksa, 85 orang memiliki golongan darah A, 63 persen lebih banyak dari 52 orang dengan golongan darah O yang terinfeksi virus corona.
2. Denmark
Denmark juga tak kalah getol melakukan penelitian tentang Covid-19.
Sebuah studi yang dilakukan American Society of Hermatology, menemukan orang bergolongan darah O lebih kebal terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Ingin Tetap Gunakan Hak Suara dan Datang ke TPS Saat Pandemi Covid-19 dengan Aman? Ini Caranya
Penelitian ini dilakukan oleh 11 ahli dengan jumlah orang yang diteliti 473.654.
"Kami menunjukkan bahwa golongan darah O secara signifikan terkait dengan penurunan kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2," kata penelitian yang diterbitkan Rabu di Blood Advances, jurnal medis peer-review American Society of Hematology.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu dengan golongan darah A, B, dan AB juga berisiko lebih tinggi mengalami trombosis (pembekuan darah di dalam pembuluh darah) dan penyakit kardiovaskular, yang merupakan kondisi signifikan yang terjadi bersamaan pada para pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
3. Kanada
Dilansir dari Reuters pada Sabtu (28/11) penelitian yang diadakan di Rumah Sakit St. Michael di Toronto menambah bukti bahwa orang dengan golongan darah O atau Rh-negatif mungkin berisiko sedikit lebih rendah dari virus corona baru.
Penelitian ini valid karena dilakukan oleh 225.556 orang di Kanada dengan golongan darah acak.
Hasilnya, orang dengan golongan darah O berpotensi terkena virus corona dengan tingkat sedang hingga parah lebih rendah sebanyak 12 persen dari golongan darah lainnya.
Selain itu, orang bergolongan darah O perpeluang lebih rendah 13 persen meninggal akibat Covid-19, dibanding golongan darah lainnya.
Peneliti menyebut orang dengan golongan darah Rh-negatif juga dinilai lebih terlindungi, apalagi jika mereka yang bergolongan darah O-negatif.
Menurut penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada, Dr Joel Ray, orang-orang dalam kelompok golongan darah ini mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus baru tersebut.
"Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi semacam itu, dan apakah mereka menjelaskan efek perlindungan," kata Ray.
Meskipun penelitian soal orang yang bergolongan darah O lebih kebal terhadap infeksi virus corona, kita semua apapun golongan darahnya tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR