Nakita.id- Cara membangun #FamilyQuality agar anak yang habis dimarahi tidak mengalami trauma.
Di masa pandemi ini anak-anak tentu saja terpaksa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Bahkan sampai sekolah pun harus dijalankan para sang buah hati di rumah.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang belum juga usai hingga hari ini.
Kondisi ini lah yang membuat para orang tua harus ekstra dalam membagi waktu.
Moms dan Dads harus mampu bekerja namun, juga harus mampu mendidik Si Kecil yang sedang berada di rumah.
Hal tersebut tentu saja menjadi hal yang tidak mudah, banyak Moms dan Dads lebih mudah emosi karena Si Kecil berada di rumah.
Menurut David Togatorop selaku Editor In Chief Nakita.id, pandemi sering kali membawa kedekatan emosional antara orang tua dan Si Kecil.
"Kondisi pandemi ini membawa kedekatan emosional, semakin dekat dengan anak maka semakin emosi," ujar David Togatorop dalam acara kolaborasi Sonora Parenting dengan Nakita.id yang diselenggarakan Jum'at (04/12/2020).
Banyak Moms dan Dads yang tak bisa menciptakan #FamilyQuality yang baik saat Si Kecil berada di rumah.
Moms dan Dads tentu saja akan lebih mudah tersulut emosi dan memarahi Si Kecil apabila susah diajarkan atau dibilangi.
Hal tersebut tentu saja membuat Si Kecil merasa tertekan atau trauma.
Sebagai orang tua yang baik tentu saja usai memarahi Si Kecil akan dihantui rasa bersalah atau feeling guilty.
Jika hal tersebut terus terjadi dan didiamkan begitu saja tentu saja akan menganggu hubungan harmonis antara Moms dan Si Kecil.
Lantas bagaimana cara menyembuhkan trauma pada Si Kecil usai Moms dan Dads marahi?
Menurut David, para orang tua kini harus paham bahwa hubungan anak dan orang tua memang tidak akan bisa dijelaskan oleh 1000 buku sekalipun yang ada di dunia.
Satu kemarahan orang tua pada anak tidak akan bisa menghapus 1000 kebaikan yang sudah Moms dan Dads lakukan untuk Si Kecil.
Moms dan Dads jangan takut untuk memarahi anak, asalkan tidak marah dengan melukai fisik.
"Jangan sampai tidak marah itu justru tidak boleh! dengan marah feeling guilty tidak mudah bersarang di diri orang tua," ungkap David.
Setelah marah ada baiknya Moms dan Dads tidak gengsi untuk meminta maaf pada Si Kecil.
Lakukan lah rekonsiliasi, ajak Si Kecil berbicara mengutarakan kesalahannya, kemudian Moms, Dads, dan sang buah hati sama-sama memaafkan.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Momen Sarapan Bersama untuk #FamilyQuality, Manfaatnya Tak Main-main Bagi Keluarga
Setelah rekonsiliasi dilakuka, kasih Si Kecil sedikit waktu sendiri untuk meredahkan emosinya.
Selamat mencoba!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR