Tetapi, bangkit dan bergerak bisa mengurangi ancaman tersebut secara substansial meskipun gerakannya tidak banyak.
Beberapa studi epidemiologi sebelumnya telah mengungkapkan hubungan antara perilaku banyak duduk dan kematian.
Secara umum, penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa orang - orang yang terlalu banyak duduk jauh lebih berisiko mengalami kematian dini daripada orang yang bergerak aktif.
Berapa lama harus bergerak?
Meski perilaku terlalu banyak duduk diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini, belum diketahui dengan jelas tentang seberapa aktif kita harus bergerak.
Jika kita duduk selama berjam-jam setiap harinya, apakah meluangkan waktu jeda 30 menit untuk berolahraga setiap hari sudah cukup?
Beberapa penelitian sebelunnya menjawab, tidak.
Sebuah studi tahun 2016 yang melibatkan lebih dari satu juta orang menyarankan pria dan wanita untuk berolahraga moderat selama sekitar 60-75 menit sehari untuk mengurangi efek duduk yang tidak diinginkan.
Penelitian itu meminta para partisipannya untuk mengingat seberapa banyak mereka telah duduk dan bergerak.
Sayangnya, kita pada umumnya cenderung menarasikan kehidupan kita secara berlebihan, dalam hal ini sering kali melebih-lebihkan aktivitas fisik yang dilakukan dan meremehkan seberapa banyak kita duduk sehingga rekomendasinya mungkin menjadi tidak tepat.
Jadi, studi baru yang diterbitkan pekan lalu dalam edisi khusus British Journal of Sports Medicine dan ditujukan untuk pedoman aktivitas fisik terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia, para peneliti memakai monitor aktivitas untuk melacak secara objektif seberapa banyak para partisipan bergerak dan duduk.
Baca Juga: Rutin Berjalan Tanpa Alas Kaki Selama 30 Menit, Manfaat Luar Biasa Ini yang Terjadi pada Tubuh
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR