"Kehilangan bau diperkirakan memengaruhi hingga seperempat populasi umum," kata peneliti Carl Philpott, dari Norwich Medical School di University of East Anglia.
Dia juga mengatakan kehilangan bau juga merupakan gejala utama Covid-19 dan pandemi menyebabkan banyak orang kehilangan bau jangka panjang atau distorsi bau seperti parosmia.
Mereka meneliti 100-an orang yang kehilangan atau mengalami perubahan dalam indera penciuman mereka.
WebMD menyebutnya 140 relawan, sedangkan sumber lain mengatakan 143 relawan.
Para pasien yang diteliti diberi berbagai alat pelatihan penciuman termasuk bau yang berbeda, seperti kayu putih, lemon, mawar, kayu manis, coklat, kopi, lavender, madu, stroberi dan daun thyme.
"Kami menemukan bahwa kehadiran parosmia dan kinerja penciuman yang lebih buruk pada pengujian identifikasi bau dan diskriminasi dikaitkan dengan pemulihan yang signifikan secara klinis dalam fungsi penciuman untuk orang yang mengalami gangguan penciuman pasca-virus," kata Philpott.
Pelatihan indera penciuman
Lanjutnya, hal itu berarti bahwa pelatihan indera penciuman dapat membantu jalur penciuman untuk mulai beregenerasi dan pulih.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR