Tidak banyak pasangan bisa bersama selama 21 tahun saling mensupport & menguatkan agar tidak patah harapan memiliki buah hati." tegasnya kembali.
Beliau rupanya menjadi dokter yang bertugas untuk menangani pasangan ini dalam program bayi tabung.
Yang pada akhirnya program ini berhasil dan memberikan kebahagiaan baik untuk pasangan tersebut dan sang dokter sendiri.
"Saya menjadi saksi perjuangan mereka yg sangat tidak mudah. Mereka tinggal 15 km di luar kota Sumenep, Dusun Pakondang Daya namanya, Madura.
Enam jam perjalanan dari Surabaya. Demi menemui saya untuk konsultasi atau tindakan di pagi hari, mereka berangkat naik bus pukul 02.00 dini hari.
Bayangkan panjang ritual bayi tabung & dituntut untuk tepat waktu dalam suntik dll. Sehari harinya mereka berjualan keripik singkong di Komplek Asta Tinggi." ceritanya lagi.
Beliau juga mengatakan bagaimana perjuangan menunggu pasangan ini untuk bisa berhasil melalui proses bayi tabung.
"Direferensikan oleh sahabat saya, dr. Rahmi SpOG yg praktek di Sumenep, mereka datang menemui kami di @morulaivfsurabaya.
Source | : | |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR