Penuh Perjuangan, Wanita 44 Tahun Asal Madura Ini Akhirnya Berhasil Memiliki Momongan Setelah 21 Tahun Menunggu, Sang Dokter Beberkan Kisah Mengharukannya
Nakita.id - Memiliki buah hati tentunya menjadi keinginan kebanyakan pasangan yang sudah menikah.
Namun apa daya, tidak semua selalu berjalan seperti apa yang selalu kita inginkan di dalam roda kehidupan ini.
Masih ada juga beberapa pasangan yang memang belum dikaruniai buah hati meski pun sudah lama menikah.
Akan tetapi ada juga yang baru menikah sebentar atau di awal pernikahan langsung dikaruniai anak oleh Yang Maha Kuasa.
Tetapi kita sebagai manusia juga tidak boleh putus harapan, sebab ada pasangan yang menunggu selama 21 tahun baru mendapatkan anak pertamanya.
Kisah mengharukan ini dibagikan oleh seorang dokter yang menangangi langsung wanita berusia 44 tahun yang baru melahirkan anak pertamanya ini.
Baca Juga: Ingin Merencanakan Kehamilan di Usia 35 Tahun? Ini Sederet Hal yang Perlu Moms Ketahui
Rupanya pasangan ini bernama Ibu Su’udiyah (44th) & Bapak Somidi (51th).
"21 YEARS OF WAITING!!
Welcome December! Desember 2020 saya ini barangkali salah satu yang paling bermakna. One of my remarkable moments.
Tuhan sangat baik, begitu baik! Saya semakin menyadari kenapa saya diijinkan menjadi Spesialis Kebidanan &Kandungan." tulis Dr. Benediktus A,MPH,Sp.OG(K) di akun @drbennyarifin.
Beliau menceritakan bagaimana perjalanan Ibu Su'udiyah dalam berjuang mendapatkan anak pertamanya.
"Utk menyaksikan kemuliaanNya : bayi Aisyah yang cantik untuk Ibu Su’udiyah (44th) & Bapak Somidi (51th).
Bu Su’udiyah berhasil hamil dg program bayi tabung. Ini adalah kehamilannya pertama. Saya membagikan story ini agar kita #neverlosehope, never!" ceritanya kembali.
"Mereka menunggu selama 21 tahun. Bayangkan 21 tahun! Tuhan akhirnya menjawab ketaatan, ketekunan, dan keimanan mereka yg luar biasa.
Baca Juga: Penggunaannya yang Praktis Bikin Pil KB Jadi Pilihan Wanita Milenial
Tidak banyak pasangan bisa bersama selama 21 tahun saling mensupport & menguatkan agar tidak patah harapan memiliki buah hati." tegasnya kembali.
Beliau rupanya menjadi dokter yang bertugas untuk menangani pasangan ini dalam program bayi tabung.
Yang pada akhirnya program ini berhasil dan memberikan kebahagiaan baik untuk pasangan tersebut dan sang dokter sendiri.
"Saya menjadi saksi perjuangan mereka yg sangat tidak mudah. Mereka tinggal 15 km di luar kota Sumenep, Dusun Pakondang Daya namanya, Madura.
Enam jam perjalanan dari Surabaya. Demi menemui saya untuk konsultasi atau tindakan di pagi hari, mereka berangkat naik bus pukul 02.00 dini hari.
Bayangkan panjang ritual bayi tabung & dituntut untuk tepat waktu dalam suntik dll. Sehari harinya mereka berjualan keripik singkong di Komplek Asta Tinggi." ceritanya lagi.
Beliau juga mengatakan bagaimana perjuangan menunggu pasangan ini untuk bisa berhasil melalui proses bayi tabung.
"Direferensikan oleh sahabat saya, dr. Rahmi SpOG yg praktek di Sumenep, mereka datang menemui kami di @morulaivfsurabaya.
Proses #bayitabung mereka mirip dg pasien lainnya. Setelah mendapat embryo pun, mereka bahkanharus menunggu hampir setahun sebelum berhasil ditransfer ke rahim.
Setahun ini mereka dg sabar bolak balik ke Morula. Sabar menanti rahim yg belum siap. Dalam setiap pertemuan mereka mengikuti protokol dg tekun didampingi suster @alfie.ivf." tegasnya.
Tak lupa juga dokter yang tengah berbahagia ini mengungkapkan rasa terharu dan bersyukurnya atas kejadian ini.
"Ketika berhasil hamil, saya masih ingat momen penuh haru tsb, tidak banyak kata, tapi penuh tetesan air mata bahagia.
Baca Juga: Stres Saat Hamil Bisa Membahayakan, Berikut Efek yang Moms Perlu Tahu
Pertemuan dengan mereka, saya yakin bukan suatu kebetulan semata. Melainkan bagian suatu rencana Yang Maha Kuasa yg saya yakin akan indah pada waktunya bagi kita semua.
Semoga itu pertanda agar saya dan KITA #SPREADKINDNESS lebih luas lagi. Membagikan sukacita & harapan untuk semua
Thank you Morula team Dr.Amang, Dr.Ali, Embryologist, Nurse, @lemiel_id & semuaa ????????
SELAMAT DATANG KE DUNIA BABY AISYAH 01.12.2020." tandasnya.
Source | : | |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR