1. Menstruasi jadi tidak teratur
Rose, salah satu koresponden penelitian mengatakan bahwa dirinya mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur usai mendapati dirinya positif Covid-19.
“Saya perhatikan bahwa siklus menstruasi saya langsung berubah ketika saya sakit (virus corona),” kata Rose.
“Dua minggu setelah dinyatakan positif COVID-19, saya seharusnya mendapatkan menstruasi, dan saat itu (menstruasi) tak kunjung datang. Saya berpikir, 'Saya pasti benar-benar sakit. Itu akan datang bulan depan'. Tapi tidak ada yang datang bulan berikutnya juga. Delapan bulan kemudian, dan saya hanya memiliki lima periode,” lanjut Rose.
Koreponden lainnya bernama Julia yang berusia 40 tahun juga merasakan hal yang sama.
“Pada bulan Mei, saya melewatkan siklus menstruasi selama sebulan penuh. Pada bulan Juni dan kemudian Juli, itu kembali, tetapi itu sangat tidak menentu, berlangsung lebih lama dan berhenti dan mulai, ”jelas Julia.
2. Darah menstruasi menggumpal
Bianca, salah satu dari 6 koresponden lainnya memberikan keterangan bahwa teketur darah menstruasinya mengalami perubahan setelah dirinya dinyatakan positif Covid-19.
“Saya tidak melihat sesuatu yang berbeda selama serangan awal COVID. Tidak sampai 3 bulan kemudian, ketika beberapa gejala muncul kembali, saya melihat adanya perubahan. Saya melihat peningkatan gumpalan tapi cukup sedikit,” jelas Bianca.
Lainnya yang mengalami hal serupa adalah Louise, Edith dan Jean.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR