Jadikan karakter itu sebagai teman belajar Si Kecil.
Buat percakapan antara Ibu dan teman belajarnya. “Kok kamu enggak mau belajar?” tanya Ibu. “Lagi malas belajar,” jawab si boneka.
Nah, Ibu menunjukkan serunya belajar bersama teman melalui permainan.
Dengan adanya teman belajar (learning buddy) seperti di atas, Ibu tentu lebih mudah menarik perhatian anak-anak.
Bersama teman belajar yang difavoritkan anak, Si Kecil juga bisa diarahkan untuk lebih berani bereksplorasi di lingkungannya, lebih aktif mencoba hal-hal baru, dan lebih termotivasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Teman belajar dapat menjadi role model (teladan) saat beraktivitas.
Apalagi jika sosok teman belajar itu memiliki karakter lucu dan menyenangkan, anak-anak bisa menjalani proses belajar yang lebih seru dan ceria.
3. Puaskan Rasa Ingin Tahu Anak
Anak banyak bertanya karena ia tengah mengembangkan kemampuan bahasa dan logikanya.
Dari aspek kognitif, ia sedang banyak mencari tahu dan mengeksplorasi lingkungannya.
Mula-mula ia akan bertanya bertanya tentang “apa”. Seiring usia bertambah, ia makin memahami fakta-fakta yang ada di lingkungannya.
Rasa ingin tahunya dikembangkan dengan pertanyaan “mengapa”, yang membutuhkan penjelasan dan nalar.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR