GridHEALTH.id - Menjalani aktivitas di masa pandemi COVID-19, ada sejumlah cara dan kebiasaan baru yang harus diterapkan masyarakat demi mencegah penularan virus corona.
Salah satunya, dengan menerapkan protokol kesehatan saat hendak dan setelah bepergian, hal ini dilakukan demi menjaga diri dan keluarga dari paparan virus corona.
Tidak hanya itu, meskipun beberapa fasilitas publik telah kembali beroperasi tetapi disertai sejumlah batasan yang wajib diikuti, misalnya jumlah kapasitas pengunjung yang dibatasi hanya 50 persennya saja.
Begitu pun dengan fasilitas kesehatan, pemerintah Indonesia telah menganjurkan masyarakat untuk beralih menggunakan telemedicine saat membutuhkan pelayanan kesehatan. Sehingga pelayanan kesehatan dilakukan secara daring dari rumah.
Baca Juga: Kekuatan Genggaman Tangan Bisa Mendeteksi Risiko Diabetes Tipe 2
Kehadiran telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi seperti sekarang ini. Mengutip dari laman Sehatq.com, telemedicine ialah suatu teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan Dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Konsultasi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan, atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips dalam meningkatkan kesehatan tubuh.
Di beberapa negara dunia, penggunaan teknologi telemedicine sudah dilakukan sejak lama. Namun di Indonesia, teknologi ini baru mulai umum digunakan sejak beberapa tahun terakhir.
Dengan berubahnya pola kehidupan manusia, banyak sektor harus mencoba mengikutinya, termasuk sektor kesehatan. Bahkan, organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), telah memiliki divisi khusus yang berkaitan dengan bidang kesehatan digital.
Baca Juga: Aturan Mengonsumsi Pil KB, Jangan Telat Supaya Efektivitasnya Terasa
Telemedicine merupakan salah satu hasil utama dari perkembangan sektor kesehatan di bidang digital. Menurut WHO, telemedicine bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis serta dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan Dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan
Di Indonesia sendiri, penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan dalam pemerataan akses kesehatan, seperti persebaran Tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan masih kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa area tertentu.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | kemenkes.go.id,sehatQ,kki.go.id,upstream.org |
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |